Duit untuk Biayai LRT Jabodebek Mundur ke Desember

CNN Indonesia
Rabu, 01 Nov 2017 17:22 WIB
Pasalnya, masih ada dokumen syarat pencairan pembiayaan yang perlu dilengkapi oleh pemerintah dan Adhi Karya selaku kontraktor proyek.
Pasalnya, masih ada dokumen syarat pencairan pembiayaan yang perlu dilengkapi oleh pemerintah dan Adhi Karya selaku kontraktor proyek. (ANTARA FOTO/Feny Selly).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) alias SMI mengungkapkan jadwal pencairan pembiayaan (financial closing) proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek kemungkinan mundur dari rencana awal, November. Jika tak ada aral melintang pencairan baru terjadi pada Desember.

Pasalnya, masih ada dokumen syarat pencairan pembiayaan yang perlu dilengkapi oleh pemerintah dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor proyek.

Direktur Utama SMI Emma Sri Martini merinci, antara lain belanja modal, mekanisme subsidi untuk tarif tiket LRT dan perjanjian konsesi PT Kereta Api Indonesia (Persero). Diharapkan, kelengkapan ini bisa dipenuhi dalam jangka waktu dua pekan ke depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Targetnya, Desember ini bisa financial closing dan kelengkapannya harus diselesaikan secara bertahap. Jadi, finalisasi belanja modal dulu, kemudian perjanjian konsesi. Lalu, mekanisme subsidi,” ujar Emma di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Rabu (1/11).

Dari sisi belanja modal, ia menyebut, Kementerian Perhubungan telah menyusun struktur anggaran terbaru, dimana ada tambahan investasi sebesar Rp1,5 triliun sampai Rp1,6 triliun. Namun, ia mengaku, belum melihat rincian nilai investasi baru tersebut.

Selain itu, perjanjian konsesi dibutuhkan demi memastikan pendapatan yang akan diterima operator kereta pelat merah itu nantinya. Adapun, komponen pendapatan merupakan indikator penting untuk menilai kemampuan membayar pembiayaan proyek LRT.

“Perjanjian konsesi ini kan nyawanya. Karena, berpengaruh ke struktur revenue (pendapatan). Satu minggu kami harapkan urusan ini work out (selesai),” jelas Emma.

Untuk urusan subsidi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bilang, sebelumnya pemerintah sudah menghitung besaran subsidi yang akan diberikan untuk tarif LRT. 

Awalnya, subsidi yang akan diterima KAI mencapai Rp16 triliun selama masa konsesi 12 tahun, dengan asumsi pertumbuhan penumpang 5 persen per tahun.

Namun, rencananya hitungan itu akan dibuat lebih komprehensif dengan mempertimbangkan belanja modal yang direncanakan. Makanya, rencananya Kemenhub akan menyelenggarakan rapat konsinyering demi memfinalisasi keputusan tersebut.

“Ini akan dirapatkan besok, tanggal 2 November, 3 November, lalu disambung 6 November dan 7 November untuk bahas konsesi, penentuan tarif, dan beberapa hal yang harus diputus,” tutur Budi.

Sebelumnya, anggaran LRT Jabodebek diperkirakan mencapai Rp27 triliun, terdiri atas Rp24 triliun untuk pengadaan prasarana dan Rp3 triliun lainnya untuk sarana.

Sebagai kontraktor, Adhi Karya dan KAI akan menanggung kebutuhan anggaran Rp8 triliun, sedangkan sisanya Rp19 triliun disediakan lewat sindikasi perbankan.

Proyek LRT Jabodebek ini masih dalam tahap pengerjaan oleh Adhi Karya dan akan dioperatori oleh KAI sesuai Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017.

Rencananya, LRT tahap pertama melintang sepanjang 43,3 kilometer (km) dan memiliki 16 stasiun di sepanjang jalurnya. Adapun, empat stasiun akan tersedia di sepanjang lintas Cawang-Cibubur.

Tujuh stasiun di lintas Cawang-Kuningan, Dukuh Atas, dan lima stasiun di jalur Bekasi Timur-Cawang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER