Jakarta, CNN Indonesia -- Tingkat harga di DKI Jakarta mengalami inflasi lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional pada Oktober 2017. Tercatat, secara bulanan, inflasi Ibukota sebesar 0,06 persen (mtm) atau di atas inflasi nasional yang sebesar 0,01 persen.
Kendati demikian, Bank Indonesia (BI) menilai inflasi DKI Jakarta tetap terjaga. Dibandingkan dengan rata-rata historis inflasi Oktober Ibukota dalam tiga tahun sebelumnya (0,20 persen mtm), inflasi DKI Jakarta bulan lalu masih lebih rendah.
Jika melihat perkembangan hingga bulan ke sepuluh, laju inflasi sejak awal tahun 2017 mencapai 2,97 persen secara tahun berjalan atau 3,49 persen secara tahunan. Artinya, masih sesuai dengan target inflasi BI tahun ini di kisaran 4 plus minus 1 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terjaganya inflasi Ibukota pada bulan ini didukung terkendalinya inflasi inti dan deflasi pada kelompok harga pangan bergejolak [
volatile food] dan harga yang diatur pemerintah [
administered prices]," ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Doni P Joewono melalui keterangan resmi, dikutip Rabu (1/11).
Doni merinci, tidak adanya momen khusus yang mendorong permintaan berlebih selama bulan lalu, menjadi faktor utama stabilnya kelompok inti.
Beberapa komoditas utama yang tergabung dalam kelompok inti seperti harga sewa rumah dan kontrak rumah tidak mengalami perubahan, sedangkan harga emas perhiasan mengalami penurunan sebesar 0,06 persen (mtm).
Perkembangan harga komoditas-komoditas tersebut menahan kenaikan harga pada barang-barang yang tergabung pada subkelompok makanan jadi seperti nasi dengan lauk (1,43 persen) dan gado-gado (10 persen) akibat penyesuaian harga bahan baku, antara lain sayur-sayuran yang mengalami kenaikan harga sebesar 1,41 persen.
 Aktivitas dagang di Pasar Rawamangun. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Selanjutnya, tingkat harga
volatile food tercatat mengalami deflasi. Hal itu utamanya dipicu oleh koreksi harga pada komoditas yang tergabung dalam subkelompok daging dan hasil-hasilnya. Misalnya, daging ayam ras dan daging sapi masing-masing mengalami penurunan harga, sebesar 3,73 persen (mtm) dan 3,7 persen (mtm).
"Pasokan yang melimpah di tingkat produsen serta terbatasnya permintaan akan produk daging pada bulan ini, menjadi penyebab utama turunnya harga daging ayam dan daging sapi," jelasnya.
Beberapa komoditas pangan utama lainnya yang juga mengalami penurunan harga akibat pasokan yang melimpah, antara lain adalah telur ayam (2,84 persen mtm) dan bawang merah (3,24 persen mtm). Sementara, harga beras masih relatif terjaga sejak diberlakukannya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET), walau saat ini mulai memasuki musim tanam.
Ditopang Administered PricesTerkendalinya inflasi DKI Jakarta didukung oleh kelompok
administered prices yang juga tercatat mengalami deflasi. Tidak adanya hari libur panjang, yang kerap dimanfaatkan masyarakat untuk bepergian, pada bulan Oktober 2017 menjadi penyebab utama deflasi pada kelompok ini.
Tarif angkutan udara dan tarif kereta api mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,93 persen (mtm) dan 5 persen (mtm). Dengan demikian, subkelompok transpor mengalami penurunan sebesar 0,49 persen (mtm). Harga energi yang tetap stabil juga turut berkontribusi terhadap deflasi kelompok
administered prices.
Namun, deflasi kelompok
administered prices sedikit tertahan oleh kenaikan harga rokok akibat penyesuaian tarif cukai sejak awal tahun 2017.
Pada akhir tahun, BI memperkirakan tingkat inflasi bakal tetap terkendali. Tidak adanya hari libur dan event tertentu pada bulan ini akan membawa inflasi bergerak relatif stabil. Adapun potensi tekanan inflasi hanya terdapat pada akhir tahun 2017, yang bertepatan dengan perayaan Natal dan tahun baru 2018.
Meski demikian, risiko kenaikan harga pangan perlu terus diwaspadai meskipun harga pangan di DKI Jakarta saat ini masih terpantau rendah. Dampak penerapan HET untuk beras juga perlu terus dievaluasi, terutama terkait dengan kecukupan pasokan.
Ke depan, penguatan koordinasi antara BI dan Pemerintah Provinsi DKI serta BUMD di bidang pangan melalui Tim Pengendalan Inflasi Daerah (TPID) akan selalu digalakkan untuk mencapai inflasi yang rendah dan stabil pada tahun 2017 dan tahun-tahun selanjutnya.