Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memprediksi tingkat harga (inflasi) terus menurun hingga ke kisaran 1,5 hingga 3,5 persen dalam beberapa tahun ke depan.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution saat menyampaikan paparan capaian kinerja 3 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo di Gedung Binagraha, Selasa (17/10).
"Dalam tiga tahun terakhir, kami sedang mencatat inflasi di bawah 4 persen. Kami bahkan bertekad, mudah-mudahan nanti dilanjutkan oleh pemerintahan yang akan datang, dua tahun atau tiga tahun dari sekarang, inflasi akan bergerak ke 3 plus minus 1 persen. Kemudian, dua hingga tiga tahun setelah itu [inflasi] mulai bergerak ke 2,5 plus minus 1 persen," ujar Darmin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya menjaga tingkat inflasi menjadi salah satu target pemerintahan Jokowi. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi menekankan pentingnya menjaga inflasi agar daya beli masyarakat tidak tergerus.
Karenanya, pemerintah terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga tingkat inflasi dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi (TPI) baik di pusat maupun di daerah.
Darmin menjelaskan, sebelum krisis ekonomi 1998, tingkat harga selalu mengalami inflasi dua digit. Namun, semakin terbukanya perekonomian serta membaiknya kebijakan ekonomi, inflasi cenderung menurun pasca krisis.
Dalam tiga tahun pemerintahan Jokowi, laju inflasi menurun dari 4,49 persen secara tahunan (yoy) pada September 2014 menjadi 3,72 persen pada September 2017.
Tahun ini, pemerintah menargetkan inflasi berada di kisaran 4 plus minus 1 persen atau 4,3 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017. Kenaikan tarif listrik golongan 900 VA memberikan tekanan pada inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price).
Namun, harga pangan yang relatif terkendali membuat inflasi inti (core inflation) dan inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) membuat inflasi tetap terjaga. Sementara, tahun depan pemerintah menargetkan inflasi bisa ditekan ke level 3,5 persen.