Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Oktober 2017 hanya akan meningkat 0,03 persen secara bulanan (month to month/MoM) atau 3,61 persen secara tahunan (year on year/YoY), ditopang musim panen padi gadu yang mampu menjaga harga pangan.
Berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) BI pada pekan pertama Oktober, inflasi bulan ini diproyeksi lebih rendah dari inflasi yang terjadi bulan lalu sebesar 0,13 persen. Terlebih jika dibandingkan inflasi Oktober 2016 yang mencapai 0,14 persen.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengungkapkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September dan Oktober cenderung mengalami inflasi rendah setiap tahunnya. Pasalnya, periode tersebut merupakan periode panen gadu sehingga komponen gejolak inflasi harga pangan (volatile food) cenderung terjaga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu pola yang sifatnya tahunan," ujar Dody melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Selasa (10/10).
Dody menyebutkan, beberapa harga komoditas mengalami inflasi di antaranya cabai merah dan beras. Sementara, komoditas yang harganya mengalami deflasi di antaranya, bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras.
Guna menjaga tingkat harga, bank sentral akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah melalui Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) maupun Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Lebih lanjut, proyeksi inflasi Indeks Harga Konsumen hingga akhir tahun masih di bawah empat persen. Proyeksi itu masih sesuai dengan target BI yaitu, empat plus minus satu persen. Tahun depan, BI menargetkan inflasi ada di kisaran 2,5 hingga 4,5 persen.