Bank Besar Paling Banyak 'Sunat' Bunga Deposito

CNN Indonesia
Jumat, 03 Nov 2017 06:30 WIB
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, rata-rata suku bunga perbankan turun 41 bps (0,41 persen) sepanjang bulan lalu.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, rata-rata suku bunga perbankan turun 41 bps (0,41 persen) sepanjang bulan lalu. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, rata-rata suku bunga perbankan turun 41 bps (0,41 persen) sepanjang bulan lalu. Penurunan paling banyak dilakukan oleh bank besar yang memiliki modal di atas Rp30 triliun atau kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4.

Saat ini, hanya terdapat lima bank besar yang masuk dalam kelompok BUKU tersebut, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menuturkan, pada sepanjang bulan lalu, bank kelompok BUKU 4 mencatatkan penurunan rata-rata bunga deposito tertinggi atau dikenal special rate mencapai 37 bps. Kemudian, di susul oleh kelompok BUKU 1 (bank modal di bawah Rp1 triliun) sebesar 25 bps.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Bunga deposito tertinggi kelompok BUKU 3 (bank modal Rp5 triliun hingga Rp30 triliun) turun 23 bps dan BUKU 2 (bank modal Rp1 triliun hingga Rp5 triliun) turun 10 bps," ujar Halim di Jakarta, Kamis (2/11).

Turunnya bunga simpanan bank tersebut, lanjut Halim, merupakan dampak penurunan bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada Agustus dan September masing-masing sebesar 25 bps.

Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan memperkirakan suku bunga simpanan ke depan akan relatif stabil. LPS pun memperkirakan Bank Indonesia (BI) menahan bunga acuannya hingga akhir tahun di posisi 4,25 persen.

"Bunga kredit pada akhirnya karena biaya dananya turun, pasti akan turun. Tapi tentu memakan waktu. Jadi mungkin baru akan kelihatan di tahun depan," terang dia.


Fauzi mengaku, LPS memperkirakan kondisi likuditas rupiah akan longgar hingga akhir tahun ini. Longgarnya kebijakan moneter dan eksekusi belanja pemerintah yang lebih ekspansif.

"Keadaan likuiditas akan terjaga. Ini juga dibantu dengan dengan inflasi yang rendah dan suku bunga global yang terjaga," tambah dia.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER