Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah analis dari mancanegara memperkirakan, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) akan meningkat pada 2018. Hal ini karena meningkatnya kebutuhan konsumsi dunia, namun persediaan diperkirakan terbatas.
Dorab Mistry, analis dari Godrej International Ltd memperkirakan, harga CPO akan menyentuh kisaran US$800 per ton di bursa CIF Rotterdam pada awal tahun depan. Adapun harga tersebut menguat sekitar 8,84 persen dari perkiraan harga pada akhir tahun ini, yang diprediksi finis di angka US$735 per ton.
Sedangkan sampai awal November ini, harga CPO di bursa CIF Rotterdam terpantau masih bergerak di angka US$727 per ton. Namun, menurut Mistry, harga akan terus menguat sampai tahun depan.
"Harga CPO di bursa CIF Rotterdam akan meningkat dari US$735 per ton menjadi US$800 per ton pada Januari 2018," ujar Mistry di 13th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2018 Price Outlook, dikutip Minggu (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, ia memperkirakan, harga CPO bisa melambung lebih tinggi lagi bila kebutuhan akan minyak nabati lain turut meningkat seperti, minyak kedelai (soybean oil), minyak bunga matahari (sunflower oil), minyak rapeseed (rapeseed oil), dan lainnya.
"Tapi harga di bursa CIF Rotterdam bisa meningkat lagi hingga US$850 per ton pada Maret 2018," katanya.
Thomas Mielke, analis Oil World mengatakan, konsumsi CPO tahun depan akan kembali meningkat. Sebab, pada tahun ini saja, sudah ada peningkatan konsumsi CPO dari India, China, dan Uni Eropa.
"Ekspor CPO ke Eropa naik sekitar satu juta ton, baik dari Indonesia maupun Malaysia. Begitu juga dengan impor CPO India naik drastis," ucap Mielke.
Hal ini diperkirakannya akan kembali mengerek harga CPO tahun depan, meski ia tak memberi prediksi angka pasti.
Sementara, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan melihat, pertumbuhan konsumsi CPO tahun depan sekitar 5,3 persen.
"Konsumsi negara-negara seperti India dan China yang menjadi konsumen terbesar dan tujuan ekspor diperkirakan akan meningkat. Bahkan, Indonesia saat ini tak hanya sebagai produsen dan eksportir terbesar, namun juga konsumen terbesar," tuturnya.
Namun, dari sisi produksi hanya tumbuh 3 persen dalam waktu lima tahun, mulai dari 2015 hingga 2020. Hal ini membuat harga CPO akan terkerek, meski tak begitu besar prediksinya, yaitu di kisaran US$710-720 per ton.
(eks)