Jakarta, CNN Indonesia -- Pemasaran produk asuransi lewat kerja sama dengan bank mitra atawa bancassurance milik PT Asuransi BRI Life sukses mendongkrak kinerja perseroan. Lihatlah, premi bancassurance yang dikantongi anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melesat 135,7 persen.
Secara nilai, pendapatan premi perseroan dari bancassurance mencapai Rp362,65 miliar per September 2017. Di periode yang sama tahun lalu, pendapatan premi bancassurance perseroan cuma Rp153,89 miliar.
Kontribusi positif juga datang dari jalur distribusi keagenan yang tumbuh sebesar 69,63 persen atau menjadi Rp44,66 miliar hingga kuartal ketiga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dari sisi produk, kalau dilihat, pendapatan premi BRI Life mayoritas masih datang dari asuransi jiwa kredit (AJK),” ujar Direktur Utama PT Asuransi BRI Life Rianto Ahmadi, Kamis (9/11).
Adapun, secara keseluruhan, pendapatan premi perseroan mencapai Rp2,45 triliun per September 2017 atau meningkat 11,6 persen kalau dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Khusus AJK, preminya tembus Rp1,5 triliun.
Sementara, produk asuransi mikro perseroan juga mulai menunjukkan giginya yang tercermin dari jumlah pemegang polis sebanyak 2,4 juta atau naik 56,9 persen dibanding kuartal ketiga tahun lalu sebesar 1,53 juta polis.
Dari sisi investasi, Direktur Keuangan BRI Life Sodo Harisetyanto bilang, perseroan menghimpun total investasi Rp400 miliar atau naik 13 persen per September 2017.
Ia mengungkapkan bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil menopang pertumbuhan dana kelolaan perseroan yang ditempatkan di keranjang saham.
"Sebagian besar kami simpan dalam bentuk reksa dana, kemudian ada sedikit di deposito, ada di saham. Kemudian, Surat Utang Negara (SUN), dan obligasi korporasi,” terang dia.
Menanti Suntikan Rp900 Miliar Akibat kinerjanya, perseroan berhasil meraup laba sebesar Rp250 miliar hingga Oktober 2017. Perolehan laba tidak terlepas dari terkendalinya rasio klaim perseroan yang berkisar 65 persen-70 persen.
Tak cuma itu, bahkan perseroan dijanjikan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp900 miliar dalam waktu dekat. “Mudah-mudahan paling lambat, awal tahun depan,” imbuh Sodo.
Adapun, suntikan dana dari sang induk ditujukan untuk peningkatan infrastruktur teknologi informasi perseroan, termasuk In Brand Sales serta menjaga rasio solvabilitas perseroan.
(bir)