Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mengklaim sebanyak 1.885 pekerja atau sekitar 98,23 persen dari total pekerja 1.919 di Blok Mahakam siap untuk beralih dari TOtal E&P Indonesie dan Inpex Corporation ke anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut.
Hal ini sesuai dengan arahan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menyatakan, selepas 2017, hak kelola blok minyak dan gas bumi (migas) yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur itu beralih ke Pertamina.
Direktur Pengembangan PHI Bambang Manumayoso mengatakan, 1.885 pekerja tersebut telah beralih ke PHI sejak 25 Oktober 2017 kemarin. Sedangkan sisanya, sebanyak 34 pekerja atau 1,77 persen memasuki masa pensiun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sisanya tidak mau bergabung karena harus pensiun. Ada yang ingin menjaga keluarganya hingga memilih membuat usaha," ujarnya, Kamis (9/11).
Secara rinci, pekerja yang telah beralih seragam itu terdiri dari staf sebanyak 1.824 orang, manager dan kepala divisi 53 orang, dan Vice President (VP), Executive Vice President (EVP), serta General Manager (GM) 8 orang.
Bersamaan dengan peralihan tersebut, Bambang bilang, seluruh jabatan, gaji, dan fasilitas yang diberikan sebelumnya disesuaikan oleh Pertamina. Sehingga, tidak terjadi perbedaan saat seluruh pekerja berada di bawah Total.
Kendati demikian, sesuai dengan kontrak peralihan hak kelola yang disetujui, para pekerja tersebut baru efektif bekerja ke Pertamina per 1 Januari 2018 mendatang. Sebab, sampai akhir tahun ini, Blok Mahakam masih dikelola oleh Total dan rekannya, Inpex.
Bambang menambahkan, meski dengan bendera manajemen yang berbeda, namun dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sama, Pertamina yakin pengelolaa Blok Mahakam ke depan bisa lebih baik lagi.
PHI sendiri merupakan perusahaan bentukan Pertamina sejak 28 Desember 2015. Sebelum mendapatkan mandat mengelola Blok Mahakam, PHI juga telah mengelola aset Blok Sangasanga dan Blok Attaka yang akan berakhir kontraknya pada 2018 mendatang.
(bir)