Pangsa Pasar Perbankan Syariah Bisa Tembus 20 Persen di 2020

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 09 Nov 2017 19:43 WIB
Bank Indonesia menyebut, saat ini pangsa perbankan syariah masih berada di kisaran 5 persen dari total aset perbankan nasional.
Bank Indonesia menyebut, saat ini pangsa perbankan syariah masih berada di kisaran 5 persen dari total aset perbankan nasional. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Surabaya, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) meyakini pangsa pasar perbankan syariah bisa mencapai 20 persen dalam tempo lima tahun. Saat ini, pangsa perbankan syariah masih berada di kisaran 5 persen.

"Kalau keuangan syariah sekarang masih ada di kisaran 5 persen dari total aset keuangan kita. Harusnya bisa mencapai 20 persen dalam waktu yang tidak lama, yaitu dalam waktu lima tahun ke depan," tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam gelaran Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) ke-4 di Surabaya, Kamis (9/11).

Agus menjelaskan, prediksi itu bisa terwujud asalkan perkembangan sektor keuangan syariah juga diiiringi oleh kemajuan sektor riil syariah yang selama ini belum optimal tergarap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selama ini, meski merupakan negara muslim terbesar di dunia, Indonesia lebih banyak berpartisipasi sebagai pasar dari produk-produk halal. Artinya, Indonesia lebih banyak mengimpor produk halal, dibandingkan mengekspornya.

Padahal, lanjut Agus, derasnya produk halal impor akan mengancam ketahanan dan kemandirian nasional.

"Kita [Indonesia] tentu tidak menginginkan hanya pandai impor produk halal. Kita harusnya bisa swasembada produk halal bahkan harusnya bisa melakukan ekpor ke luar," ujarnya.

Berdasarkan data Global Islamic Economy (GIE) Indicator 2016-2017, daya saing ekonomi dan syariah Indonesia hanya menempati peringkat 10, di bawah Malaysia dan negara-negara di semenanjung Arab.

Jika dilihat berdasarkan sektornya, Indonesia hanya mampu berada di peringkat ke-9 untuk industri keuangan syariah. Untuk industri kosmetik dan obat-obatan halal, posisi Indonesia di peringkat ke-8.

Sementara, Indonesia masih belum mampu menembus peringkat 10 besar untuk industri makanan halal, pariwisata halal, fashion halal.

AKtivitas perbankan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Strategi untuk Menggenjot Potensi

Di sisi lain, potensi pasar produk dan jasa halal di Indonesia sangat besar yaitu hampir mencapai Rp3 ribu triliun pada tahun 2015.

Untuk pasar industri makanan halal, Indonesia menempati peringkat pertama dengan nilai sekitar US$154,9 miliar. Kemudian, pakaian halal peringkat 5 dengan nilai US$13,28 miliar, pariwisata halal peringkat 5 dengan nilai US$9,1 miliar, dan obat-obatan dan kosmetik halal menduduki peringkat empat dengan nilai US$5 miliar.

Menyadari hal itu, Agus bersama-sama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) telah tiga pilar sebagai strategi utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional.

Ketiganya yaitu, pilar pemberdayaan ekonomi syariah, pilar pendalaman pasar keuangan syariah, dan terakhir pilar penguatan riset dan edukasi termasuk sosialisasi dan komunikasi.

Direktur PT Bank BNI Syariah Kusman Yandi mengungkapkan, pengembangan pangsa pasar syariah memang menghadapi sejumlah tantangan.

Pertama, perlambatan pertumbuhan ekonomi karena belum pulihnya beberapa sektor industri seperti tambang, minyak dan gas, trasportasi, dan perlambatan sektor ritel.


"Kedua, ukuran bank syariah masih relatif kecil, baik dari sisi permodalan, aset, maupun jaringan," ujarnya.

Ketiga, terbatasnya dukungan informasi dan teknologi, jaringan distribusi, kelengkapan produk dan layanan. Terakhir, terbatasnya sumber daya manusia.

Karenanya, Kusman menilai sinergi antara otoritas, pelaku industri, dan publik diperlukan demi kemajuan sektor keuangan syariah. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER