Pemimpin APEC Tegaskan Pentingnya Perdagangan Terbuka

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Nov 2017 19:26 WIB
Pemimpin Negara-negara anggota kerja sama ekonomi Asia Pasifik (Asia Pacific Economic Cooperation/APEC) membahas tantangan integrasi ekonomi global.
Pemimpin Negara-negara anggota kerja sama ekonomi Asia Pasifik (Asia Pacific Economic Cooperation/APEC) membahas tantangan integrasi ekonomi global. (ANTARA FOTO/POOL/YU).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin negara-negara anggota kerja sama ekonomi Asia Pasifik (Asia Pacific Economic Cooperation/APEC) telah resmi membuka rapat tahunan ke-25 di Da Nang, Vietnam. Di dalam pertemuan ini, para pemimpin negara akan mengambil langkah yang lebih lugas agar kerja sama APEC bisa beradaptasi dengan pergerakan kondisi global.

Presiden Vietnam sekaligus Ketua Rapat Pemimpin Negara-Negara APEC Tran Dai Quang menegaskan, negara anggota APEC harus memperkuat integrasi ekonomi melalui arus perdagangan dan investasi bebas antara negara-negara anggota.

Sesuai Bogor Goals yang ditandatangani tahun 1994 silam, anggota APEC diharapkan bisa menerapkan aliran investasi dan perdagangan terbuka pada 2020 mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski demikian, pelaksanaan ini memiliki tantangan tersendiri. Menurut Quang, integrasi ekonomi saat ini terhambat ketidakpastian global baik dari sisi ekonomi maupun sosial.

“Integrasi ekonomi regional tertunda oleh ketidakpastian global, yang menghadang perdagangan bebas dan terbuka,” jelas Quang dikutip melalui laman resmi APEC, Sabtu (11/11).

Padahal, sistem kerja sama ekonomi multilateral bisa membuka pintu bagi negara-negara anggota APEC untuk mengembangkan bidang baru. Ia mencontohkan, salah satu kerja sama yang nantinya bisa dikerjakan adalah ekonomi digital, mengingat permintaannya dianggap tinggi di era saat ini.

“Bogor Goals telah menyediakan orientasi jangka panjang APEC dan wilayah-wilayah yang bisa dikerjasamakan termasuk aktivitas perdagangan dan investasi untuk generasi berikutnya,” paparnya.


Ia melanjutkan, ketidakpastian mengenai kondisi global akan terus terjadi. Ia mencontohkan, banyak sekali perubahan yang terjadi dalam jangka setahun sejak pertemuan terakhir yang digelar di Peru.

Untuk itu, ia berharap negara anggota APEC bisa mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru dan memastikan bahwa manfaat dari globalisasi dan integrasi ekonomi bisa terdistribusi secara merata.

“Dengan berbuat seperti itu, maka APEC bisa berkontribusi kepada wilayah Asia-Pasifik yang damai, stabil, terhubung satu sama lain, dan makmur,” tutup Quang.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan 21 negara-negara APEC, para pemimpin negara juga menegaskan akan menanggulangi masalah praktik-praktik perdagangan yang tidak adil.

"Kami akan bekerja sama untuk membuat perdagangan yang lebih inklusif, mendorong pertumbuhan akses pada pasar dan juga menanggulangi praktik-praktik perdagangan yang tidak adil," demikian bunyi pernyataan.

"Kami juga menyerukan untuk dihapuskannya subsidi-subsidi yang menggangu pasar serta gangguan-gangguan lain yang disokong oleh pemerintah atau entitas lainnya."

Dalam pernyataan itu, para pemimpin negara juga mengkritik fungsi pengawasan, negosasi, dan penyelesaian masalah Badan Perdagangan Dunia (WTO).

Selain itu, berbeda dari tahun lalu, pernyataan kali ini juga menegaskan pentingnya perdagangan bilateral (antardua negara) selain perdagangan antarwilayah atau perjanjian plurilateral. Pada pernyataan tahun lalu, perdagangan bilateral tidak dicantumkan sama sekali.  (lav/vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER