Tiga BUMN Bakal Bangun Kawasan Wisata Teluk Nipah di Lampung

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Senin, 13 Nov 2017 20:11 WIB
Tiga BUMN berencana membangun kawasan wisata Teluk Nipah di Lampung. Kawasan tersebut rencananya bakal diajukan untuk menjadi kawasan ekonomi khusus.
Ilustrasi (CNN Indonesia/Priska Sari Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Perkebunan Nusantara (Persero) VII atau PTPN VII, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP, dan PT Patra Jasa berkomitmen untuk membangun kawasan wisata Teluk Nipah yang terletak di Desa Bulok, Kecamatan Kalianda, Provinsi Lampung. Kawasan tersebut terletak sekitar 40 kilometer (km) dari pusat Kota Bandar Lampung dan 35 km dari Pelabuhan Bakauheni.

Komitmen tersebut dituangkan dalam penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understandings/MoU) antar ketiga perusahaan pelat merah yang disaksikan oleh Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Wahyu Kuncoro pada hari ini, Senin (13/11).

Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan, setelah penandatangan MoU ini, ketiga perusahaan akan melakukan diskusi lebih lanjut untuk mengembangkan kajian, studi kelayakan (feasibility study), rentang waktu (timeline), dan perencanaan yang matang untuk membangun kawasan wisata tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus menjelaskan, pada skema awal ini, ditentukan bahwa PTPP akan menjadi pengembang atau kontraktor dan Patra Jasa akan menjadi operator kala kawasan sudah siap dioperasika, sedangkan PTPN VII akan menjadi penyedia lahan. Rencananya, kawasan wisata ini akan mengambil sebagian lahan PTPN VII yang saat ini dioperasikan sebagai perkebunan karet seluas 820,74 hektar (ha).

"Dari feasibility study itu, nanti akan ada alternatif dan kemungkinan pengembangan yang akan dikembangkan di sana," ujar Agus usai penandatangan MoU di Kementerian BUMN, Senin (13/11).

Namun, sebagai kawasan wisata baru, BUMN pada tahap awal akan membangun infrastruktur, seperti jalan tol dari pusat kota Bandar Lambung dan Pelabuhan Bakauheni. Adapun infrastruktur ini diharapkan bisa selesai pada 2018 mendatang, sehingga pada 2019 diharapkan bisa fokus pada pembangunan pusat wisata.

Rencananya, BUMN akan membangun beberapa pusat rekreasi dan penginapan (resort) di kawasan tersebut.

"Karena ini wisata ya banyaknya ke resort, serta nanti ada akses dari tol Lampung ke situ," kata Agus.

Saat ini, kawasan Teluk Nipah memiliki tiga titik pantai potensial, yaitu Pantai Sudul dengan garis pantai sepanjang 400 meter, Pantai Teluk Nipah 650 meter, dan Pantai Marina 750 meter. Secara total, wilayah wisata akan dibangun dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 1.800 meter, terdiri dari pantai pasir dan bebatuan.

Kawasan wisata tersebut juga diharapkan mampu menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) bidang kepariwisataan yang siap diusulkan ke pemerintah pusat. Sayang, Agus masih enggan menyebut perkiraan nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun kawasan wisata tersebut atau pun suntikan modal yang sekiranya akan digelontorkan oleh PTPP.

"Tergantung hasil kajian. Tentunya, kami akan berkomitmen menyukseskan program pengembangan kawasan Nipah ini," imbuhnya.

Senada, Sekretaris Perusahaan Patra Jasa, Gatot Subagio juga masih enggan menyebut nominal investasi yang dibutuhkan dan akan dialirkan oleh perusahaan demi terbentuknya kawasan wisata ini.

Sementara, sumber CNNIndonesia.com lain menyebut, dari sekitar 802,74 hektar luas perkebunan karet PTPN VII itu, hanya ada sebagian lahan yang masuk ke pengembangan kawasan wisata Teluk Nipah. Artinya, tak semua luasan lahan perkebunan karet saat ini dialihkan untuk kawasan wisata itu.

"Tentu tidak semua tapi berapa luas pastinya, masih terus kami kaji," kata sumber kepada CNNIndonesia.com.

Bersamaan dengan penggunaan lahan itu, luasan perkebunan karet yang direlakan untuk kawasan wisata, tak akan dialihkan ke lahan lain, sehingga total luas lahan yang secara produktif untuk perkebunan karet akan berkurang.

Namun, menurut sumber, hal ini tak akan merugikan PTPN VII. Pasalnya, secara tidak langsung akan dilakukan diversifikasi bisnis oleh PTPN VII dengan peralihann kegunaan lahan yang dimiliki saat ini, sehingga tetap memberikan kontribusi ke perusahaan. "Iya semacam diversifikasi bisnis, itu kan memang kami lakukan," imbuhnya.

Hanya saja, sumber belum bisa memastikan apakah kawasan wisata Teluk Nipah nantinya akan menjadi salah satu titik yang memadukan wisata dengan sektor agro, yang juga sudah menjadi ciri khas Lampung.

"Kalau disebut agrowisata kami belum tahu juga, nanti kami kaji lebih jelas lagi," pungkasnya. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER