Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan telah ada 38 emiten di indeks LQ-45 yang melaporkan kinerja keuangan kuartal III 2017 kepada BEI. Dalam hal ini, pendapatan perusahaan dari 38 emiten tersebut tumbuh 12,13 persen dibandingkan kuartal III tahun lalu.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, hingga akhir September 2017, 38 emiten di indeks LQ-45 tersebut meraup pendapatan sebesar US$82,72 miliar, sedangkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$73,77 miliar.
"Pertumbuhan kuartal III 2017 paling tinggi dibandingkan diantara pasar modal lainnya, pendapatan terbesar," ucap Tito, Senin (13/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito mengklaim pencapaian tersebut menjadi yang tertinggi dari segi pendapatan bila dibandingkan dengan indeks global lain.
Dari pendapatan tersebut, jelas Tito, tercatat paling tinggi dibandingkan dengan indeks Hang Seng, SET50, KOSPI, Nikkei225, Do Jones, FTSE KLCI, dan Straits Times.
Sementara itu, bila dilihat dari segi laba bersihnya hanya mampu berada di urutan kedua atau di bawah KOSPI. Dari total emiten di indeks LQ-45 yang sudah melaporkan kinerjanya, BEI mencatat adanya pertumbuhan sebesar 15,13 persen menjadi US$11,9 miliar dari sebelumnya US$10,34 miliar.
"Kalau dari laba bersih di LQ-45 nomor dua. Ini pencapaian bagus," sambung Tito.
Adapun, indeks LQ-45 periode Agustus 2017-Januari 2018 berisi beberapa emiten perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memang terkenal dengan asetnya yang tinggi. Emiten perbankan tersebut, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sudah bukan rahasia lagi jika keempat emiten ini kompak membukukan kinerja yang cemerlang dalam sembilan bulan terakhir tahun 2017 ini.
Laba bersih BNI naik 31,6 persen menjadi Rp10,16 triliun dari Rp7,72 triliun. Kemudian, BRI mencatatkan laba bersih sebesar Rp20,51 triliun, atau naik 8,2 persen dari sebelumnya Rp18,95 triliun.
Sementara, laba bersih Bank Mandiri meningkat 25,4 persen dari Rp12 triliun menjadi Rp15,1 triliun, dan laba bersih BTN naik 23,7 persen menjadi Rp2 triliun dari sebelumnya Rp1,62 triliun.
Tak hanya itu, LQ-45 ini juga dihuni oleh empat emiten konstruksi milik BUMN, yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Bila dirinci, Waskita Karya meraih laba bersih sebesar Rp2,57 triliun atau melonjak 137,96 persen dari sebelumnya Rp1,08 triliun.
Selanjutnya, laba bersih untuk PTPP naik 74,6 persen menjadi Rp990 miliar dari sebelumnya yang hanya Rp567 miliar. Kemudian, Adhi Karya meraup laba bersih Rp205,07 miliar, naik 78 persen dari Rp115,18 miliar.
(lav)