Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan belum ada keputusan soal penyelenggaran rapat tahunan International Monetary Fund dan World Bank (IMF-WB) 2018 di Bali, pascaerupsi Gunung Agung.
Sri Mulyani mengatakan, sejauh ini pemerintah masih berkomunikasi dengan IMF dan Bank Dunia terkait kesiapan penyelenggaran forum tahun depan. Menurutnya, erupsi Gunung Agung bukan satu-satunya faktor utama yang bisa membatalkan pertemuan itu di Bali.
“Jadi keputusan (pembatalan lokasi rapat tahunan IMF dan Bank Dunia) tidak dilakukan karena satu fenomena ini. Jadi nanti kami akan membuat rapat dan status yang terjadi dari fenomena ini dan nanti kami juga komunikasi dengan Washington DC, seberapa mampu kami melaksanakan seluruh persiapan ini,” jelas Sri Mulyani, Selasa (28/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini bilang bahwa pemerintah juga belum mencari lokasi cadangan penyelenggaran rapat tahunan tersebut. Ia bilang, keputusan terkait lokasi penyelenggaraan merupakan diskresi dari Bank Dunia.
“(Pemindahan lokasi) itu bukan keputusan kami, tapi keputusan IMF dan Bank Dunia sebagai pihak yang memiliki gawai,” paparnya.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan Gunung Agung meletus pada hari Selasa pekan lalu pukul 17.05 WITA. Sepekan setelah erupsi, PVMBG mencatat Gunung Agung terus mengeluarkan abu tebal setinggi 4 ribu meter.
Di sisi lain, pemerintah akan menganggarkan biaya sebesar Rp810 miliar untuk menyelenggarakan rapat tahunan IMF dan Bank Dunia dan masuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Sebagian besar biaya ini, atau senilai Rp672,59 miliar, akan ditanggung oleh Kementerian Keuangan. Sedangkan sisanya akan ditanggung oleh Bank Indonesia. Adapun, anggaran tersebut masuk ke dalam pos Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga (RKAKL) Kemenkeu.
(lav)