Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengungkapkan industri produksi baja di Indonesia sudah mengalami perkembangan dan bisa digunakan untuk produksi kendaraan roda empat yang mampu bersaing di kancah internasional.
Hal itu disampaikan Airlangga seiring telah diresmikannya pabrik kendaraan roda empat asal China Sokonindo Automobile di Cikande, Serang, Banten, pada Selasa (28/11).
Nantinya, kendaraan produksi Sokonindo Automobile akan menggunakan baja 100 persen dari industri dalam negeri, yakni PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi Sokonindo itu memproduksi mobil, nah mobil ini sekarang 20 persen diekspor dan menggunakan baja 100 persen dari Krakatau Steel. Nah, ini hanya saya menunjukan baja Krakatau Steel sebetulnya bisa digunakan di otomotif" ucapnya di Jakarta, Selasa (28/11).
Ia menambahkan, ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah baja produksi Indonesia digunakan untuk produksi kendaraan roda empat massal, yakni untuk pabrikan mobil asal negeri tirai bambu.
Berkaitan dengan hal tersebut, mantan Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) periode 2011 - 2014 itu juga menyatakan bahwa Indonesia sudah bersiap menjadi basis produksi manufaktur di Asia.
"Ini menunjukan bahwa Indonesia sudah siap seperti apa yang dikatakan presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi manufraktur di Asia." tegasnya.
Tidak hanya itu, Airlangga juga mengutarakan keseriusan Indonesia dalam meningkatkan industri baja juga ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan sektor baja dan metal menjadi 10,6 persen pada kuartal III tahun ini.
Hal ini sekaligus menjadikan sektor baja dan metal merupakan kontribusi terbesar dalam mendorong pertumbuhan industri nonmigas di Indonesia yang menjadi 5,49 persen pada kuartal III tahun ini.
Sekadar informasi, CEO Sokonindo Automobile Alexander barus mengatakan, perseroan telah menanamkan investasi sekitar US$150 juta atau sekitar Rp4 triliun. Nantinya, perseroan berencana meningkatkan nilai investasi menjadi US$300 juta. (ditt)
(lav)