Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ingin investasi perusahaan pelat merah melalui alokasi belanja modal (
capital expenditure) tembus ke kisaran Rp580 triliun sampai Rp600 triliun pada tahun depan.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi, Sarana, dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Ahmad Bambang mengatakan, hal ini guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 5,4 persen pada tahun depan.
"Itu untuk menopang supaya pertumbuhan ekonomi bisa di atas 5,4 persen. Semakin cepat, semakin bagus," ujar Abe, sapaan akrabnya di Kementerian BUMN, Rabu (29/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi dari perusahaan pelat merah diharapkan mampu menumbuhkan ekonomi lantaran berbagai proyek infrastruktur yang tengah dibangun, didominasi oleh para BUMN.
Selain itu, investasi BUMN pada proyek infrastruktur juga mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga pemerintah bisa lebih fokus mengalokasikan APBN untuk pembangunan di sektor lain.
Namun, Abe memperkirakan, investasi dari para BUMN karya yang kerap menahkodai proyek infrastruktur, tak sebesar investasi dari BUMN energi, seperti PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
"Biasanya memang yang kedua adalah sektor kontruksi, sektor karya. Yang pertama energi karena PLN dan Pertamina dengan kilang dan IPP, kemudian konstruksi," katanya.
Sayang, Abe belum bisa merinci lebih jauh mengenai proyeksi investasi BUMN pada tahun. Sebab, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) masih terus dibahas bersama para jajaran direksi masing-masing BUMN.
Sementara untuk realisasi investasi sampai akhir November ini juga belum bisa dijelaskan Abe. Namun, pada akhir 2016 lalu, Kementerian BUMN menargetkan, investasi perusahaan pelat merah bisa mencapai angka Rp550 triliun sepanjang tahun ini.
(gir)