Penggemar Alas Kaki Crocs: Bisnis Redup Karena Minim Inovasi

Kustin Ayuwuragil | CNN Indonesia
Senin, 04 Des 2017 09:58 WIB
Penggemar alas kaki asal Colorado, Amerika Serikat, mengaku pamor Crocs mulai redup seiring dengan tidak ada pengembangan produk barunya.
Penggemar alas kaki asal Colorado, Amerika Serikat, mengaku pamor Crocs mulai redup seiring dengan tidak ada pengembangan produk barunya. (REUTERS/Beawiharta).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kabar yang menyebut merek alas kaki Crocs menutup lapaknya di Indonesia menuai komentar dari para penggemarnya. Tidak sedikit dari mereka menyayangkan hal itu, namun produk-produk Crocs memang dinilai minim inovasi.

Advent Jose, salah satunya. Ia mengaku, menggemari merek alas kaki asal Colorado, Amerika Serikat, tersebut. Merek ini sempat menjadi tren yang diikutinya. Sayangnya, belakangan ia merasakan gaung merek Crocs semakin memudar. Maklumlah, ia nilai, Crocs memang tak banyak berinovasi.

“Ya, pertama (saya tahu) karena sedang happening (tren). Menurut saya, produknya biasa saja, terus lama-lama mulai redup. Mungkin gulung tikar, karena mereka nggak kembangin produknya lagi,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (3/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Asal tahu saja, Crocs populer di Tanah Air sejak tahun 2007 silam. Saking berjayanya, berbagai produk tiruan sandal dan sepatu dengan ikon buaya tersebut relatif mudah ditemukan dan dibeli di pasar-pasar tradisional.

Awal tahun ini, Footwearnews.com melansir, produsen alas kaki Crocs terancama gulung tikar dan merumahkan sebagian karyawan mereka. Soalnya, secara global, Crocs merugi dan memaksa manajemen menutup operasional 158 tokonya.

Marketwatch.com juga menyebut bahwa saham Crocs.Inc merosot setelah pendapatan perusahaan berada dibawah ekspektasi pada awal November ini. Bahkan, lebih rendah dari periode sebelumnya. Hingga kuartal ketiga, pendapatan perusahaan turun menjadi US$243,3 juta dari posisi sebelumnya US$245,9 juta.

Kerugian perusahaan mencapai US$2,3 juta. Namun demikian, kerugian perusahaan kuartal ketiga tersebut masih lebih baik bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dimana perusahaan tercatat buntung hingga US$5,4 juta.

Menanggapi hal tersebut, Jose mengaku, tak begitu terkejut karena merek tersebut tidak pernah melakukan kampanye lagi.

Informasi dari laman resmi Crocs.com, merek alas kaki yang populer di Indonesia mulai tahun 2007 silam itu hanya tersisa di enam gerai Sports Station di mal-mal Jakarta. Antara lain, Kuningan City, Pacific Place, Plaza Senayan dan Mall Alam Sutra, Grand Indonesia, dan Grand Metropolitan.

CNNIndonesia.com sempat menyambangi dua gerai Sports Station di Kota Kasablanka dan Grand Indonesia Mall, Jakarta, Minggu (3/12). Dari penelusuran tersebut, memang, Crocs harus berbagi lapak dengan merek-merek senior, seperti Adidas dan Diadora di gerai Sports Stations.

Denisa Firsty, penggemar Crocs lainnya malah tak menyangka merek alas kaki favoritnya itu mulai ditinggalkan konsumen. Menurut dia, produk Crocs nyaman di kaki, terutama di saat musim hujan. Modelnya pun simpel dan terbuat dari karet yang menjadikan alas kaki tersebut ringan.

“Menurut saya, Crocs yang termasuk branded (merek berkelas) itu mustahil bisa tutup di Indonesia. Karena, banyak sekali orang Indonesia yang loyal pada Crocs. Walaupun, ada banyak produk KW (palsu) yang membuat harga barang asli jatuh di pasar,” imbuh wanita 25 tahun tersebut. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER