Banda Aceh, CNN Indonesia -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengaku siap menggunakan dana hasil penerbitan obligasi global berdenomiasi rupiah atau disebut Komodo Bond senilai Rp4 triliun untuk membeli enam dari tujuh ruas jalan tol Trans Jawa milik PT Waskita Karya (Persero) Tbk pada tahun depan.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengungkapkan, hasil Komodo Bond akan memperkuat belanja modal (capital expenditure/capex) dan belanja operasional (operating expenditure/opex) yang diestimasi mencapai Rp17 triliun pada tahun depan. Dari estimasi tersebut, perseroan telah memperhitungkan kebutuhan dana untuk membeli ruas jalan tol milik Waskita.
Sayangnya, Desi belum bisa memberi estimasi besaran dana yang dibutuhkan perseroan untuk membeli tol tersebut. Sebab, proses negosiasi antar kedua perseroan masih terus berlangsung dan ditargetkan baru final pada kuartal I 2018 mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum tahu (harganya). Ya mudah-mudahan antara pembeli dan penjual saling cocok. Insya Allah (beli enam ruas jalan tol)," ujar Desi di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin malam (4/12).
Sementara itu, emiten berkode JSMR itu mengaku hanya akan membeli enam dari tujuh ruas tol Trans Jawa milik emiten berkode WSKT lantaran satu ruas jalan tol, yaitu Pemalang-Batang di Jawa Tengah memang tidak akan dilepas oleh WSKT. Mayoritas saham ruas jalan tol tersebut yakni sekitar 60 persen dimiliki oleh anak usaha WSKT, yaitu PT Waskita Tollroad.
Selain itu, bauran hasil Komodo Bond pada capex dan opex JSMR akan digunakan untuk keperluan lain, misalnya mendukung operasi seluruh ruas jalan tol yang dimiliki perseroan. "Ya untuk semua proyek yang sedang berjalan ini, proyeknya kan berjalan semua, tidak ada yang diam," imbuhnya.
Di sisi lain, tak hanya menyiapkan hasil komodo bond untuk keperluan capex dan opex tahun depan, JSMR juga terus memperkuat pendanaan dari pinjaman perbankan. "Karena kami investasi itu rasionya 30:70, 70 persen dari bank dan 30 persen dari ekuitas," terangnya.
Komodo Bond JSMR memiliki tenor tiga tahun dengan tingkat bunga sebesar 7,5 persen dan dicatatkan di London Stock Exchange (ISM) dan Singapore Exchange (SGX) pada 11 Desember mendatang.
Obligasi tersebut dialokasikan ke Asia sebesar 55 persen, Amerika Serikat (AS) 26 persen, dan Eropa 19 persen. Menurut tipe investor, sebanyak 84 persen dialokasikan kepada asset management, sedangkan sisanya 16 persen kepada ke bank/institusi publik/bank swasta.
Adapun obligasi tersebut mendapat peringkat (rating) Baa3 dari lembaga pemeringkat, Moody's dan BB+ dari lembaga pemeringkat lainnya, Standard and Poor's (S&P). Rating tersebut diberikan lantaran kondisi kredit dan keuangan JSMR dinilai kuat dan stabil.
Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Konstruksi, Sarana, dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Ahmad Bambang mengaku memang mendorong JSMR agar menguasai saham mayoritas dari seluruh ruas jalan tol yang ada.
"Kenapa kami mau yang jadi operator itu BUMN? Itu supaya bisa menyediakan atau bantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk jualan di rest area," kata Bambang beberapa waktu lalu.
(lav)