
Menteri Susi Sebal Ekspor Ikan Hias Kalah dari Singapura
Selasa, 05 Des 2017 11:20 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyatakan terdapat ironi dalam perdagangan ikan hias, dimana ekspor Indonesia bisa kalah dari Singapura. Ia mengaku bakal menyiapkan strategi agar Indonesia bisa mengungguli Negeri Singa.
Data pada 2016 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan eksportir ikan hias nomor 5 di dunia yang memiliki pangsa pasar 7,13 persen. Jumlah ini masih kalah dari Singapura yang menjadi eksportir utama dunia dengan pangsa pasar 12,44 persen.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim Agung Kuswandono menjelaskan bahwa untuk mengekspor ikan, secara jalur daganga, Indonesia harus melewati Singapura terlebih dahulu.
"Ini menyebabkan pamor Singapura lebih memuncak dari Indonesia dalam industri ikan hias," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (5/12).
Susi mengaku, setelah melihat dan mempelajari industri ikan hias, menurutnya Indonesia bisa lebih unggul dari Singapura. Ini terlihat pada tren nilai ekspor ikan hias dunia pada 10 tahun terakhir yaitu sejak 2007 hingga 2016.
"Singapura mengalami tren negatif 4,47 persen per tahun. Sementara itu, Indonesia mengalami tren positif sebesar 15,17 persen per tahunnya," kata Susi.
Ia menegaskan, untuk memajukan industri ini, dibutuhkan kerja sama antar berbagai pihak khususnya di bidang penanganan khusus. Hal itu mulai dari penangkaran, pembudidayaan, perizinan, hingga transportasi agar ikan hias bisa diantar dalam keadaan hidup.
“Masa negara yang lebih besar 100 kali dari Singapura, pemasarannya harus bergantung dengan negara yang 100 kali lebih kecil dari kita? Untuk itu kita bisa bekerja sama, KKP siap membantu apa saja yang diperlukan," jelas Susi.
"Para pengusaha di sini bisa kami undang dalam business forum, kami bantu display, bantu marketing hasil produksi. Apa saja yang diperlukan untuk menjadikan Indonesia nomor satu di bisnis ini.”
Selain itu, untuk mendorong produktivitas perikanan di Indonesia baik ikan hias maupun ikan konsumsi, Susi mengimbau tiap stakeholder untuk mulai melakukan budidaya mengurangi ketergantungan suplai dari alam.
Tak hanya ketergantungan kita terhadap suplai di alam, Susi menyayangkan masih maraknya praktik penangkapan ikan dengan cara destruktif. Hal ini justru semakin menggerus sumber daya perikanan Indonesia. (gir/gir)
Data pada 2016 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan eksportir ikan hias nomor 5 di dunia yang memiliki pangsa pasar 7,13 persen. Jumlah ini masih kalah dari Singapura yang menjadi eksportir utama dunia dengan pangsa pasar 12,44 persen.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim Agung Kuswandono menjelaskan bahwa untuk mengekspor ikan, secara jalur daganga, Indonesia harus melewati Singapura terlebih dahulu.
"Ini menyebabkan pamor Singapura lebih memuncak dari Indonesia dalam industri ikan hias," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (5/12).
Susi mengaku, setelah melihat dan mempelajari industri ikan hias, menurutnya Indonesia bisa lebih unggul dari Singapura. Ini terlihat pada tren nilai ekspor ikan hias dunia pada 10 tahun terakhir yaitu sejak 2007 hingga 2016.
"Singapura mengalami tren negatif 4,47 persen per tahun. Sementara itu, Indonesia mengalami tren positif sebesar 15,17 persen per tahunnya," kata Susi.
Ia menegaskan, untuk memajukan industri ini, dibutuhkan kerja sama antar berbagai pihak khususnya di bidang penanganan khusus. Hal itu mulai dari penangkaran, pembudidayaan, perizinan, hingga transportasi agar ikan hias bisa diantar dalam keadaan hidup.
“Masa negara yang lebih besar 100 kali dari Singapura, pemasarannya harus bergantung dengan negara yang 100 kali lebih kecil dari kita? Untuk itu kita bisa bekerja sama, KKP siap membantu apa saja yang diperlukan," jelas Susi.
"Para pengusaha di sini bisa kami undang dalam business forum, kami bantu display, bantu marketing hasil produksi. Apa saja yang diperlukan untuk menjadikan Indonesia nomor satu di bisnis ini.”
Selain itu, untuk mendorong produktivitas perikanan di Indonesia baik ikan hias maupun ikan konsumsi, Susi mengimbau tiap stakeholder untuk mulai melakukan budidaya mengurangi ketergantungan suplai dari alam.
Tak hanya ketergantungan kita terhadap suplai di alam, Susi menyayangkan masih maraknya praktik penangkapan ikan dengan cara destruktif. Hal ini justru semakin menggerus sumber daya perikanan Indonesia. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Lihat Semua
BERITA UTAMA
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK