REKOMENDASI SAHAM

Magnet Saham Barang Konsumsi dan Ritel Jelang Natal

Dinda Audriene Mutmainah | CNN Indonesia
Senin, 11 Des 2017 09:05 WIB
Jelang natal dan tahun baru, saham barang konsumsi dan ritel patut dikoleksi. Analis merekomendasikan beli (buy) pada saham INDF, ICBP, dan UNVR.
Jelang natal dan tahun baru, saham barang konsumsi dan ritel patut dikoleksi. Analis merekomendasikan beli (buy) pada saham INDF, ICBP, dan UNVR. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesona saham barang konsumsi dan ritel diyakini memukau untuk dikoleksi sepanjang pekan ini, khususnya saham dari emiten berkapitalisasi besar (big caps). Pasalnya, tren permintaan barang konsumsi dan ritel meningkat jelang perayaan natal dan tahun baru.

Sebut saja, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan, tingkat kestabilan cuaca di dalam negeri bulan ini diklaim dapat memberikan sentimen positif tambahan, karena dapat menaikkan kualitas dari produksi bahan baku perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indofood CBP Sukses Makmur dipengaruhi Indofood Sukses Makmur, stabilitas cuaca mampu meningkatkan kinerja produksi bahan baku mereka, seperti tepung, minyak, serta kelapa sawit," ucap Nafan kepada CNNIndonesia.com, dikutip Senin (13/12).


Apalagi, Analis Oso Sekuritas Riska Afriani menjelaskan, kedua perusahaan itu mampu mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan kuartal III tahun ini ditengah konsumsi masyarakat yang lesu. Ini menjadi daya tarik tambahan pelaku pasar untuk melakukan transaksi beli.

"Penyumbang terbesar untuk Indofood CBP Sukses Makmur masih mie instan, yakni 63 persen. Pangsa pasarnya tinggi, dalam keadaan ekonomi, seperti apapun masih tetap stabil," terang Riska.

Mengintip laporan keuangan perusahaan, laba bersih Indofood Sukses Makmur tercatat meningkat 1,2 persen menjadi Rp3,28 triliun hingga kuartal III 2017 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp3,24 triliun.

Sementara, pendapatan perusahaan tumbuh lebih tinggi, yakni 6,5 persen atau menjadi Rp53,12 triliun dari posisi sebelumya yang hanya Rp49,87 triliun.


Sementara, anak usahanya, kenaikan laba bersih Indofood CBP Sukses Makmur terpantau lebih melesat di angka 7,4 persen menjadi Rp3,04 triliun dari sebelumnya Rp2,83 triliun. Hal ini ditopang oleh pendapatan perusahaan yang meningkat 3,6 persen dari Rp26,47 triliun menjadi Rp27,43 triliun.

Bila prediksi sejumlah analis ini terealisasi, maka harga saham kedua perusahaan itu bakal melanjutkan penguatannya pekan ini. Pasalnya, sejak pekan lalu, harga saham masing-masing perusahaan memang bertumbuh.

Harga saham Indofood Sukses Makmur tumbuh 1,02 persen menjadi Rp7.375 per saham dibandingkan awal pekan lalu di level Rp7.300 per saham.

Sementara itu, harga saham Indofood CBP Sukses Makmur pekan lalu berakhir di level Rp8.775 per saham. Sehingga, pertumbuhannya terbilang tipis hanya 0,28 persen.

Magnet Saham Barang Konsumsi dan Ritel Jelang NatalSaham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menarik dikoleksi karena kestabilan cuaca dapat mendukung perusahaan meningkatkan kualitas bahan bakunya. Di samping alasan, kinerjanya yang positif ditengah perlambatan permintaan masyarakat. (CNN Indonesia/Safir Makki).

Selain kedua saham emiten di atas, Riska juga merekomendasikan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada pekan ini. Sejumlah produk Unilever Indonesia yang sudah mendapatkan hati di masyarakat menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan.

"Unilever Indonesia seperti memiliki pasar sendiri dengan beberapa brand produknya, misalnya shampoo," tutur Riska.

Pada pekan lalu, harga saham Unilever Indonesia terlihat meningkat tajam hingga 3,24 persen. Hal ini membuat harga sahamnya tembus ke level Rp50.900 per saham dari sebelumnya Rp49.300 per saham.

Namun demikian, Nafan berpendapat, valuasi saham Unilever Indonesia sebenarnya sudah terbilang mahal saat ini. Berdasarkan data RTI Infokom, price earning to ratio (PER) Unilever Indonesia sebesar 55,69 kali.


"Unilever Indonesia valuasinya diatas 50 kali, sudah kemahalan," jelasnya.

Koleksi Saham Ace Hardware

Di sektor ritel, saham yang ditempatkan dalam rekomendasi buy (beli), di antaranya PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES).

Berbeda dengan saham di sektor barang konsumsi sebelumnya, alasan rekomendasi untuk membeli saham Matahari Department Store dan Ace Hardware hanya didorong prediksi kenaikan pendapatan dari momen natal dan tahun baru.

"Ini lebih ke arah sentimen positif natal dan tahun baru," ungkap Nafan.

Artinya, tidak ada sentimen tambahan layaknya saham emiten barang konsumsi. Namun, apabila dilihat dari kinerja keuangan Matahari Department Store dan Ace Hardware pada kuartal III 2017 masih terlihat bervariasi.

Laporan keuangan Matahari Department Store mencatatkan laba bersih perusahaan turun 6,83 persen menjadi Rp1,5 triliun dari sebelumnya Rp1,61 triliun. Sementara, pendapatan perusahaan cuma naik tipis 0,26 persen dari Rp7,52 triliun menjadi Rp7,54 triliun.

Hal ini berbeda dengan kinerja keuangan Ace Hardware yang terlihat lebih positif. Laba bersih perusahaan tumbuh 10,55 persen menjadi Rp526,46 miliar dari Rp476,2 miliar. Kenaikan ini didorong oleh pendapatan yang tercatat tumbuh 18,87 persen menjadi Rp4,22 triliun dari kuartal III tahun lalu sebesar Rp3,55 triliun.

Kendati ada prediksi kenaikan pendapatan untuk saham sektor barang konsumsi dan ritel, tetapi secara persentase tidak terlalu tinggi karena mayoritas masyarakat masih lebih memilih untuk menyimpan uangnya di perbankan ketimbang berbelanja.

"Perkiraannya tidak signifikan (kenaikannya). Tapi, ada potensi," pungkas Riska. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER