Aksi Ambil Untung Melibas Harga Minyak Dunia

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 13 Des 2017 07:25 WIB
Aksi ambil untung dilakukan pedagang pasca kenaikan harga akibat terhentinya operasional pipa minyak terbesar di Laut Utara.
Aksi ambil untung dilakukan pedagang pasca kenaikan harga akibat terhentinya operasional pipa minyak terbesar di Laut Utara. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia turun tajam pada perdagangan Selasa (13/12), waktu Amerika Serikat (AS). Hal itu dipicu oleh aksi ambil untung pedagang pasca kenaikan harga akibat terhentinya operasional pipa minyak terbesar di Laut Utara.

Dilansir dari Reuters, Rabu (13/12), harga minyak acuan Brent merosot 2 persen atau US$1,35 menjadi US$63,34 per barel. Hal yang sama juga terjadi pada harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) yang turun US$0,82 atau 1,4 persen menjadi US$56,91 per barel.

Kemudian, selisih antara harga Brent dan WTI sempat melebar hingga US$7, tertinggi sejak dua tahun terakhir, namun menyempit jadi US$6,38. Harga WTI tertinggal dari Brent, dan hal itu telah membantu untuk mendongkrak ekspor AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pipa minyak Forties yang mengangkut minyak mentah dari Laut Utara ke terminal pemrosesan di Skotlandia ditutup pada Senin lalu pasca ditemukannya retakan.

Penutupan pipa berkapasitas 460 ribu barel per hari (bph) tersebut mendongkrak harga minyak dunia pada perdagangan Senin dan awal Selasa pekan ini dengan harga Brent sempat menyentuh US$65 per barel untuk pertama kalinya sejak Juni 2015 silam.

Forties penting untuk pasar minyak global karena minyak mentah yang diangkutnya diperhitungkan dalam penentuan harga acuan Brent berjangka.

Penjualan minyak mentah sempat menanjak pasca proyeksi bulanan jangka pendek Badan Administrasi Informasi AS (EIA) yang menyatakan produksi minyak mentah AS bakal naik 780 ribu bph menjadi 10,2 juta bph pada 2018 mendatang.

Bulan lalu, perkiraan kenaikannya hanya 720 ribu barel menjadi 9,95 juta bph.

"Pasar menghormati apa yang dinyatakan oleh EIA, namun mereka tidak menganggapnya terlalu serius," ujar Analis Price Futures Group Phil Flynn.

Sementara, American Pertroleum Institute (API) kemarin menyatakan bahwa persedian minyak mentah AS turun sebesar 7,4 juta barel sepanjang pekan lalu, lebih dari yang diperkirakan.

Namun, persedian bensin naik 2,3 juta barel, dan stok minyak distilasi naik 1,5 juta barel, lebih tinggi dari perkiraan kenaikan sebelumnya yang ada di kisaran 902 ribu barel.

Analis menanti data yang dirilis oleh EIA pada hari ini, Rabu waktu setempat, untuk menunjukkan penurunan stok minyak mentah sebesar 3,8 juta barel sepanjang pekan lalu. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER