Dua Belas Bank 'Pinjam' Teknologi e-Money Bank Mandiri

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Rabu, 13 Des 2017 17:27 WIB
Sebanyak dua belas bank bekerja sama dengan PT Bank Mandiri Tbk guna menggunakan teknologi uang elektronik (e-money) milik bank BUMN tersebut.
Sebanyak dua belas bank bekerja sama dengan PT Bank Mandiri Tbk guna menggunakan teknologi uang elektronik (e-money) milik bank BUMN tersebut. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak dua belas bank bekerja sama dengan PT Bank Mandiri Tbk guna menggunakan teknologi uang elektronik (electronic money/emoney) milik bank BUMN tersebut. Kerja sama tersebut dilakukan dalam bentuk co-branding maupun whitelabel.

Kerja sama co-branding dilakukan dengan menyatukan merek bank Mandiri dan bank yang bekerja sama. Sedangkan kerja sama whitelabel dilakukan tanpa mencantumkan merek Bank Mandiri kendati menggunakan teknologi uang elektronik bank tersebut.

Adapun 12 bank yang bekerja sama, yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, Bank Pembangunan Jawa Barat (BJB), Bank Panin, dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Kemudian, Bank Permata, Bank Danamon, Bank Mayapada, Bank DBS Indonesia, Bank KEB Hana Indonesia, Bank OCBC NISP, dan Bank Agris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Distribusi Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, dengan kerja sama ini, nantinya nasabah dari 12 bank juga bisa memanfaatkan seluruh saluran (channel) transaksi dan layanan isi ulang (top up) uang elektronik perseroan. Bank Mandiri sendiri bakal mendapatkan pendapatan (fee) dari biaya yang dikenakan kepada 12 bank tersebut atas penggunaan teknologi uang elektroniknya. Namun, Hery masih enggan menginformasikan hitung-hitungan biaya yang bakal dikenakan.

"Itu nanti ada sendiri, (hitungannya) karena prinsipalnya masih di kami. Meski, mereka juga bisa mencetak kartunya sendiri. Tapi nanti ada hitungan komersialnya," ujar Hery saat menandatangani kerja sama dengan 12 bank di Plaza Mandiri, Rabu (13/12).

Saat ini, pihaknya juga masih terus menyempurnakan kerja sama ini. Selain itu, kerja sama ini juga masih perlu menunggu perizinan dari Bank Indonesia (BI) selaku regulator.
Bersamaan dengan itu, Hery belum bisa memberikan target waktu kapan pelaksanaan kerja sama ini bisa efektif berlaku. Namun, untuk tahap awal ia mengestimasi, distribusi e-money ke 12 bank tersebut baru sekitar 200 ribu kartu baik dalam bentuk co-branding maupun whitelabel.

"Untuk bank yang melakukan kerja sama co-branding dan whitelabel izinnya masih diproses pengajuan dari masing-masing bank ke BI. Tapi itu tergantung bank karena mereka mengajukan izin sendiri-sendiri, tergantung proses perizinannya," terangnya.

Di sisi lain, Hery menyakini, kerja sama ini akan menggenjot interkoneksi antar bank dalam mengakselerasi gerakan nontunai yang digagas oleh BI dan pemerintah. "Kami harapkan ini bisa meningkatkan penetrasi penggunaan uang elektronik di masyarakat," imbuhnya.

Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kerja sama ini tak hanya memberikan akses dan kemudahan bagi nasabah masing-masing bank dan mendukung gerakan non tunai.

Lebih dari itu, Lani bilang, ini menjadi bukti bahwa pihak perbankan juga peduli dengan program nasional dan tak hanya mengejar untung semata.

"Paling tidak ini adalah partisipasi dari perbankan. Kerja sama ini membuktikan bahwa kompetisi dan co-operation ini bisa disatukan. Ini adalah hal yang paling positif. Saya harap nantinya semua bank bisa punya (e-money)," ucap Lani pada kesempatan yang sama.

Sayangnya, seperti halnya Hery, Lani belum bisa memberi proyeksi berapa besaran biaya untuk menggunakan e-money Mandiri dan biaya yang perlu ditanggung masing-masing bank untuk top up kartu nasabah. "Itu nanti diatur, kalau ada fee-nya kami bayar," katanya.

Adapun saat ini, Bank Mandiri mencatat, telah menjalin kerja sama dengan 62 ribu merchant dan memiliki 60 ribu lokasi top up di seluruh Indonesia. Sedangkan jumlah e-money Mandiri telah mencapai 13 juta keping per November 2017.

Dari jumlah tersebut, tercatat jumlah transaksi mencapai 510 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp5,45 triliun. Sedangkan sampai akhir tahun ini ditargetkan bisa mencapai 14 juta keping e-money yang digunakan masyarakat. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER