ISEI Sebut Kebijakan BI Menahan Suku Bunga Acuan Sudah Tepat

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Jumat, 15 Des 2017 11:46 WIB
Apalagi, kebijakan BI mempertahankan suku bunga acuan tidak mengekor keputusan bank sentral AS yang menaikkan suku bunga acuannya hingga 25 basis poin.
Apalagi, kebijakan BI mempertahankan suku bunga acuan tidak mengekor keputusan bank sentral AS yang menaikkan suku bunga acuannya hingga 25 basis poin. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menilai, keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) pada posisi 4,25 persen sudah tepat.

Apalagi, langkah BI ini tidak mengekor keputusan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,25-1,5 persen.

Anggota ISEI Destry Damayanti mengungkapkan, keputusan ini tepat lantaran dari sisi inflasi memang mendukung keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan. Tengok saja, inflasi secara bulanan sebesar 0,2 persen, secara tahun berjalan 2,87 persen dan secara tahunan 3,3 persen pada November 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya rasa, dengan melihat perkembangan inflasi yang stabil dan The Fed yang menaikkan (FFR), kita tidak perlu takut, sehingga yang terbaik adalah dengan posisi sekarang mempertahankan," tutur Destry di kawasan Kebayoran Baru, Kamis (14/12).

Selain itu, ia melanjutkan, memang langkah ini perlu diambil sebagai pertimbangan pada risiko dari kondisi ekonomi global saat ini. Pasalnya, kenaikan FFR kemarin tentu akan disikapi oleh negara-negara lain, sehingga Indonesia perlu melihat perkembangan dampaknya ke negara lain juga.

Di sisi lain, menurut dia, penahanan suku bunga dalam dua bulan terakhir, yaitu pada Oktober dan November, setelah dinaikkan pada Agustus dan September, membuat tingkat suku bunga lebih stabil. "Kita masih butuh suku bunga yang relatif stabil untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.

Kemarin, BI kembali mengumumkan bahwa bank sentral menahan 7DRRR di angka 4,25 persen. Bersamaan dengan itu, suku bunga simpanan (deposit facility) di angka 3,5 persen dan suku bunga pinjaman (lending facility) di angka 5 persen.

Asisten Gubernur merangkap Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, keputusan BI tersebut dianggap masih konsisten dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan.

Termasuk juga, mendorong laju pemulihan ekonomi dengan tetap mempertimbangkan dinamika perekonomian global maupun domestik. Selain itu, penahan 7DRRR juga telah mempertimbangkan kenaikan FFR dari The Fed. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER