Jakarta, CNN Indonesia -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN bakal menyiapkan pasokan cadangan listrik sekitar 3.000 hingga 8.000 megawatt (MW) selama libur Natal dan Tahun Baru 2018.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka menjelaskan, cadangan ini disiapkan sebagai bentuk antisipasi perusahaan terhadap kebutuhan listrik yang membludak saat momen perayaan Natal dan Tahun Baru 2018.
"Karena ini kan kondisi abnormal, jadi sewaktu-waktu dibutuhkan sudah ada," terang Made.
Terlebih lagi, dengan kondisi perekonomian dalam negeri yang dinilainya cukup positif, maka bukan tidak mungkin ada selebrasi lebih dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga, memerlukan pasokan listrik lebih banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati menyiapkan cadangan pasokan listrik, PLN mencatat, konsumsi listrik sebenarnya berkurang saat libur Natal hingga Tahun Baru 2018, karena perkantoran libur.
"Proyeksi berkurang 10 persen hingga 20 persen, untuk Jawa dan Bali berkurang sekitar 30 persen," papar Made.
Sementara itu, sebagian kebutuhan listrik berpindah ke berbagai tempat wisata, seperti di Bali. Oleh sebab itu, PLN berkomitmen akan fokus pada sistem kelistrikan di beberapa tempat wisata yang ramai agar tidak terjadi defisit.
"Secara umum diperkirakan kondisi pasokan listrik selama Natal dan Tahun Baru akan berada pada kondisi pasokan cukup," jelas Made.
Lebih rinci, ia menjelaskan, beban puncak akan terjadi pada tanggal 24 sampai 25 Desember 2017. Umumnya, pemakaian listrik akan mencapai 26 ribu hingga 27 ribu MW.
"Untuk jamnya beban puncak jam 12.00 WIB, orang pada silaturahmi. Kalau natal jarang orang mudik, mall pada buka beda dengan Lebaran," ungkap Made.
Kemudian, pemakaian listrik akan turun kembali sekitar pukul 00.00karena masyarakat umumnya mematikan listrik untuk beristirahat atau tidur. Secara keseluruhan, naik dan turunnya pemakaian listrik ini terbilang wajar dan terjadi setiap tahun.
"Itu normal naik dan turun," pungkas Made.
(lav)