Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota Semarang berencana membawa konsep "City Walk" yang digunakan oleh Jepang untuk menekan angka kemiskinan dan menghilangkan kawasan pemukiman kumuh.
Konsep ini rencananya bakal direalisasikan tahun depan, dengan desain berupa ruang terbuka yang menghubungkan beberapa fungsi komersial.
Walikota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan tata ruang perkampungan di Semarang dengan beberapa
Citi Walk di Jepang dan Italia sebenarnya memiliki kesamaan. Perbedaan terletak pada fungsi komersial yang ditawarkan
Citi Walk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bedanya kalau
City Walk, ruang
privat-nya punya fungsi komersial, sedangkan kalau di kampung kan tidak, jadi fungsi komersial itu yang akan kita dorong", kata Hendrar Prihadi usai menggelar Rapat Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan di Balai Kota Semarang, Rabu (20/12).
Dalam pengaplikasiannya di lapangan nantinya, Hendrar meminta seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) turun membina masyarakat di kampung-kampung tersebut. Masyarakat akan dibina untuk menjadi pelaku usaha kecil atau menengah sesuai bidangnya masing-masing.
"Jadi fokusnya dua, membuat ruang terbuka yang semenarik mungkin, dan membina masyarakat di sekitar ruang terbuka tersebut untuk membuka usaha agar mendapatkan pemasukan tambahan", tegas Walikota yang akrab disapa Hendi ini.
Selama tahun 2016-2017, Pemerintah Kota Semarang telah merampungkan pembangunan 113 kampung tematik pada 16 kecamatan. Hal tersebut pun diklaim berhasil mendorong perubahan sosial, serta peningkatan ekonomi di kampung-kampung tersebut.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2016, angka kemiskinan Kota Semarang tercatat sebesar 4,85 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan kota besar lainnya, seperti Surabaya sebesar 5,63 persen dan Medan 9,3 persen, serta yang terendah di Provinsi Jawa Tengah.
(agi)