Proyeksi Pertumbuhan Kredit Perbankan Versi OJK Meleset

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Kamis, 21 Des 2017 15:20 WIB
Tadinya OJK memproyeksi pertumbuhan kredit perbankan sebesar 11,86 persen. Namun, proyeksi itu diturunkan menjadi hanya 8-9 persen.
Tadinya OJK memproyeksi pertumbuhan kredit perbankan sebesar 11,86 persen. Namun, proyeksi itu diturunkan menjadi hanya 8-9 persen. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut proyeksi pertumbuhan kredit perbankan sebesar 11,86 persen pada tahun ini tidak akan tercapai. Pesimisme OJK ini tidak terlepas dari realisasi penyaluran kredit perbankan per November 2017 yang cuma sebesar 7,47 persen secara tahunan atau menjadi Rp228 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, hal tersebut dikarenakan upaya restrukturisasi kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) industri perbankan. Antara lain, menghapus pemberian kredit kepada debitur yang bermasalah, sehingga tak berdampak pada kualitas kredit.

“Kredit bermasalah perbankan yang naik beberapa waktu lalu mulai direstrukturisasi. Ada juga yang hapus buku dan penghapusannya cukup besar, terutama segmen komersial yang pencapaiannya rendah,” ujarnya, Kamis (21/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rendahnya kredit komersial, Wimboh menerangkan, khususnya pemberian kredit ke perusahaan yang berdiri sendiri. 

“Segmen komersial ini lebih ke single company, bukan corporate yang punya anak usaha. Begitu batuk, kena flu ya sudah. Kalau corporate batuk, yang lain masih bisa beri bantuan,” terang dia.

Alasan lain, kendurnya pertumbuhan kredit tahun ini, terutama kredit sektor tambang yang sangat terpukul. Sehingga, kontribusinya menurun pada kinerja pertumbuhan kredit secara keseluruhan.

Tak heran, OJK kembali merevisi proyeksi pertumbuhan kredit perbankan sampai akhir tahun nanti menjadi hanya 8 persen-9 persen. Proyeksi ini tak jauh berbeda dengan Bank Indonesia (BI) yang memprediksi pertumbuhan kredit perbankan hanya di 8 persen-10 persen.

Beruntung, upaya restrukturisasi cepat membuahkan hasil. Rasio NPL pada November 2017 tercatat sebesar 2,89 persen.

"Ini trennya semakin turun. Kami harap, pada sisa waktu ini, sektor jasa keuangan bisa melakukan pembiayaan yang lebih tinggi," tutur Wimboh.

Tembus 12 Persen di Tahun Depan

Untuk tahun depan, Wimboh menyatakan, OJK memasang target 10 persen-12 persen. Proyeksi ini sama persis dengan perkiraan bank sentral. Hal ini dikarenakan Wimboh melihat bahwa tahun depan perekonomian akan lebih baik, sejalan dengan prediksi lembaga keuangan internasional.

Sebelumnya, BI lebih dulu mengendurkan target pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini, dari semula 10-12 persen pada awal tahun ini menjadi 8-10 persen.

Namun, belakangan Gubernur BI Agus Martowardojo melihat, pertumbuhan kredit hanya akan berada di kisaran 8 persen saja. Toh, pada Oktober 2017 pertumbuhannya cuma 8,16 persen.

Bank sentral melihat perbankan dan dunia usaha masih pada tahap konsolidasi dan permintaan dari masyarakat belum meningkat. Meski begitu, untuk tahun depan, bank diprediksi mampu menggenjot pertumbuhan kreditnya hingga ke kisaran 10-12 persen. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER