Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN membidik pertumbuhan kredit sekitar 20 persen pada tahun depan, dipicu penyaluran fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang berpotensi meningkat.
Berdasarkan data BTN, realisasi penyaluran kredit pada 2016 tercatat sebesar Rp164,44 triliun. Pada tahun ini ditargetkan meningkat sekitar 20-23 persen, sehingga berada di kisaran Rp197,32-Rp202,26 triliun. Artinya, bila target tahun depan sekitar 20 persen, maka diharapkan penyaluran kredit bisa menembus angka Rp236,78-242,71 triliun.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, proyeksi peningkatan kredit tersebut didapat lantaran tahun depan perusahaan akan mengerek target penyaluran KPR sekitar 12,61 persen dari target tahun ini.
"Tahun ini target kami 666 ribu unit, tahun depan 750 ribu unit. Kami berencana meningkatkan realisasi KPR non subsidi tahun depan," ujar Maryono di kawasan Kuningan, Selasa (19/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, Maryono bilang, porsi penyaluran KPR tahun depan tetap akan berada di rasio yang sama sebesar 60:40, yaitu sekitar 60 persen untuk KPR subsidi dan 40 persen KPR non subsidi.
Namun, perusahaan secara perlahan mendorong peningkatan penyaluran KPR non subsidi. Caranya, dengan menambah penyaluran KPR ke segmen pekerja informal melalui KPR mikro yang dilakukan dengan sistem menabung lebih dulu.
Adapun peningkatan penyaluran KPR ini tak hanya membuat pertumbuhan kredit meningkat, namun juga Dana Pihak Ketiga (DPK). Maryono bilang, setidaknya perusahaan membidik peningkatan DPK sekitar 23 persen pada tahun depan.
Sebab, ada potensi peningkatan tabungan dari para nasabah yang menyimpan uangnya untuk melakukan pembayaran cicilan rumah, sehingga memberi dampak positif pada pertumbuhan DPK.
Sedangkan untuk aset, perbankan spesialis penyalur KPR ini mengestimasi, aset bisa tumbuh sekitar 20-30 persen pada tahun depan. "Sekarang ini aset Rp232 triliun, tahun depan bisa mencapai Rp300 triliu. Begitu pula dengan laba, insyaallah meningkat juga," katanya.
Sementara per Oktober 2017, perusahaan mencatat, penyaluran kredit telah mencapai Rp171,4 triliun. Lalu, DPK sebesar Rp137,32 triliun, aset Rp236,29 triliun, dan laba bersih sebesar Rp2,16 triliun.
(lav)