Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melansir pendanaan dari pasar modal salip pertumbuhan kucuran kredit perbankan. Hal ini yang membuat pertumbuhan kredit perbankan tertekan di sepanjang tahun.
Tercatat penambahan penyaluran kredit perbankan sebesar Rp228 triliun sampai November 2017. Secara persentase, pertumbuhan kredit perbankan per November 2017 hanya tumbuh di angka 7,47 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Sedangkan pendanaan dari pasar modal menembus Rp257,02 triliun. Bahkan, capaian pendanaan dari pasar modal telah melampaui target yang dibidik, yakni Rp217,02 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sejarah baru bahwa pertumbuhan penghimpunan dana di pasar modal lebih dari pertumbuhan kredit perbankan," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso
saat konferensi pers di kantornya, Kamis (21/12).
Menurut Wimboh, sebetulnya, OJK menyambut positif tingginya pendanaan dari pasar modal. Sebab, hal ini sebagai pertanda bahwa instrumen pembiayaan jangka panjang, khususnya bagi proyek infrastruktur sudah semakin beragam.
Sehingga, di satu sisi tidak melulu mengandalkan kredit dari perbankan. Diperkirakan, pertumbuhan dana di pasar modal akan terus meningkat sampai kisaran Rp260 triliun pada tutup tahun nanti.
Namun, di sisi lain, Wimboh turut menyayangkan bila pertumbuhan kredit bank keok. Sebab, bank harus tetap bisa menyalurkan kredit ke sektor dan segmen lain. "Pertumbuhan industri perbankan yang tidak sebagaimana kami harapkan," katanya.
Wimboh menyadari bahwa tahun ini menjadi masa yang tidak mudah bagi industri perbankan untuk unjuk gigi. Sebab, perekonomian yang cukup lesu rupanya langsung membuat bank-bank terpukul dengan meningkatnya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL).
Hal ini membuat bank perlu menahan diri untuk menyalurkan kreditnya. Di sisi lain, bank harus fokus untuk membenahi kredit yang telah diberikannya ke debitur, melalui restrukturisasi hingga penghapusan buku.
Kendati demikian, karena tutup tahun tinggal menghitung hari, Wimboh berharap, perbankan bisa menggencarkan penyaluran kredit pada tahun depan. Upaya ini sejalan dengan membaiknya perekonomian dan mulai berakhirnya masa konsolidasi perbankan dalam membenahi kredit.
Adapun, pada tahun depan, OJK memasang target pertumbuhan kredit perbankan di kisaran 10-12 persen (yoy). Sedangkan tahun ini, OJK merevisi target ke posisi 8-9 persen saja dari sebelumnya sebesar 11,86 persen berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB).
Kendati OJK memasang target lebih tinggi pada tahun depan, namun Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, proyeksi itu sebenarnya jauh lebih konservatif dan realistis dibandingkan target yang disampaikan industri.
“Tapi, kalau melihat industri, yang tercermin dalam RBB, itu lebih positif lagi karena mereka targetkan 12,23 persen. Artinya, lebih tinggi dari outlook (prospek) kami,” pungkasnya pada kesempatan yang sama.
(bir)