Hindari Puncak Arus Mudik dan Balik di Natal dan Tahun Baru

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 22 Des 2017 10:25 WIB
Kementerian Perhubungan memprediksi puncak arus mudik natal terjadi pada 22-23 Desember dan arus balik tahun baru pada 1 dan 7 Januari 2018.
Kementerian Perhubungan memprediksi puncak arus mudik natal terjadi pada 22-23 Desember dan arus balik tahun baru pada 1 dan 7 Januari 2018. (Ilustrasi/CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengimbau masyarakat menghindari puncak arus mudik jelang libur natal dan tahun baru yang diperkirakan terjadi pada 22-23 Desember 2017, 1 dan 7 Januari 2018.

“Walaupun jumlah kursi mencukupi, tapi bisa saja pada waktu puncak arus mudik  dan balik itu kursinya tidak tersedia karena jumlah penumpangnya melebihi rata-rata per hari. Saya mengimbau, masyarakat untuk memajukan atau memundurkan perjalanan mudik atau baliknya, menghindari puncak arus mudik dan balik,” tutur Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso, Jumat (22/12).

Ia memperkirakan, jumlah penumpang pesawat udara naik 5,2 persen menjadi 7.238.602 pada musim libur natal dan tahun baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rinciannya, yakni kenaikan 4,09 persen dari 5,88 juta penumpang pada tahun lalu jadi 6,12 juta pada tahun ini untuk rute penerbangan domestik. Sedangkan, penumpang internasional diprediksi naik 11,73 persen, yaitu dari 995.477 penumpang menjadi 1.112.294 orang.

Guna mengantisipasi hal tersebut, telah disediakan 8.104.756 kursi untuk penerbangan domestik dan 1.497.268 kursi untuk penerbangan internasional. Jumlah kursi tersebut akan dipasok oleh 13 maskapai dengan 446 unit pesawat dengan penerbangan reguler maupun tambahan (extra flight).

Kemenhub mencatatkan hingga H-5 liburan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, hari ini, Kamis (21/12), total penumpang pesawat udara tujuan domestik di 35 bandara yang dipantau oleh Pos Koordinasi Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 Perhubungan Udara telah meningkat signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan untuk penumpang tujuan internasional justru mengalami penurunan. Namun demikian, jumlah penumpang secara keseluruhan (domestik + Internasional) mengalami kenaikan.

Berdasarkan data yang masuk dari H-7 hingga H-5, posisi terakhir data angkutan udara dalam negeri (domestik) sementara mencapai 876.345 penumpang, terdiri dari 291.256 penumpang H-7, 286.542 penumpang H-6 dan 298.547 penumpang H-5. Jumlah ini meningkat 4,13 persen dibandingkan tahun lalu, yakni 841.615 penumpang domestik.

Bandara yang melaporkan pergerakan penumpang domestik, antara lain Bandara Soekarno-Hatta, Kualanamu Internasional, I Gusti Ngurah Rai, Juanda, Sultan Hasanuddin, SAMS Sepinggan, Adisutjipto, Adi Soemarmo, Ahmad Yani, Syamsudin Noor, Sam Ratulangi, dan lain sebagainya.

Sementara, untuk pergerakan penumpang Internasional dari H-7 hingga H-5 mencapai 135.966 penumpang. Terdiri dari 45.130 penumpang pada H-7, 45.743 penumpang pada H-6 dan 45.093 penumpng pada H-5. Jumlah ini turun 0,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dimana jumlahnya mencapai 136.817 penumpang.

Adapun, tujuh bandara yang melaporkan pergerakan penumpang internasional ini adalah Bandara Soekarno - Hatta - Jakarta, Kualanamu Internasional, I Gusti Ngurah Rai, Juanda, Sultan Hasanuddin, Adisutjipto, dan Husein Sastranegara – Bandung.

“Kenaikan jumlah penumpang sudah kami prediksi sebelumnya. Namun, penumpang jangan khawatir tidak mendapatkan tiket pesawat jika bersedia berangkat pada hari-hari awal , karena kami menyediakan kursi pesawat melebihi perkiraan peningkatan jumlah penumpang pada periode natal dan tahun baru” kata Agus. 

Kepada para penyelenggara penerbangan, seperti otoritas bandara, maskapai penerbangan, pengelola bandara dan penyelenggara navigasi penerbangan, diminta agar terus bekerja sama dan melakukan pekerjaannya sesuai aturan yang berlaku.

Semua penyelenggara penerbangan, lanjut Agus, harus mewaspadai hari-hari puncak tersebut karena akan ada penumpukan penumpang dan pergerakan pesawat yang banyak.

“Semua penyelenggara penerbangan harus bekerja sama dan mau bekerja ekstra sesuai aturan yang berlaku agar keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan tetap terjaga dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER