Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut ada empat perusahaan yang sudah masuk dalam proposal untuk melantai di bursa saham nasional pada awal 2018.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat memaparkan keempat perusahaan itu antara lain, perusahaan bidang energi PT Sky Energy Indonesia, perusahaan jasa konstruksi telekomunikasi PT LCK Global Kedaton, produsen batubara PT Borneo Olah Sarana Sukses, dan perbankan PT BTPN Syariah.
"Mereka menggunakan buku laporan keuangan bulan September, dan akan mencatatkan (saham di papan bursa) pada tahun 2018," ujar Samsul, Jumat (22/12).
Sejauh ini, Samsul mengaku empat emiten tersebut belum menetapkan harga dalam melepas sahamnya ke publik. Namun, ia memprediksi, perolehan dana penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dari empat perusahaan tersebut sekitar Rp1 triliun hingga Rp1,5 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum ketahuan harganya sekarang," imbuh Samsul.
Ke depan, Samsul optimis jumlah perusahaan yang bakal melakukan IPO pada tahun depan akan melampaui target. "Kalau target kan 35 emiten, jadi butuh 31 perusahaan lagi. Ya optimis target terlampaui juga," sambungnya.
Sementara itu, total emiten baru tahun ini telah mencapai 36 emiten dari target BEI sebanyak 35 emiten. Tak heran, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, perolehan dana pasar modal hingga Desember 2017 sebesar Rp257,02 triliun atau lebih dari target yang ditetapkan sebesar Rp217,02 triliun.
Namun, dana itu sebenarnya bukan hanya berasal dari IPO, melainkan juga aksi korpoasi lainnya, seperti penerbitan obligasi korporasi, sekuritisasi aset, dan rights issue.
Asal tahu saja, emiten baru bakal bertambah satu lagi pada akhir tahun ini, atau tepatnya pada 29 Desember 2017 mendatang. Emiten tersebut, yakni PT Cakrawala Abadi. Artinya, total emiten baru tahun ini akan berjumlah 37 emiten.
Untuk tahun depan, Samsul optimis akan semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan pasar modal dalam mencari pendanaan, seperti IPO, rights issue, dan obligasi.
"Tahun ini saja ada Rp154 triliun penerbitan obligasi," kata Samsul.
(lav/bir)