Penyaluran Kredit Bank Makin Seret di November

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Sabtu, 30 Des 2017 20:55 WIB
BI mencatat penyaluran kredit perbankan hingga November 2017 hanya tumbuh 7,4 persen menjadi Rp4.635 triliun, melambat dibanding bulan lalu 8,1 persen.
BI mencatat, penyaluran kredit perbankan hingga November 2017 hanya tumbuh 7,4 persen (yoy) menjadi Rp4.635 triliun, melambat dibanding bulan lalu 8,1 persen (yoy).(CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit perbankan hingga November 2017 hanya tumbuh 7,4 persen (yoy) menjadi Rp4.635 triliun. Penyaluran kredit tersebut tumbuh lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya 8,1 persen (yoy), maupun periode yang sama tahun lalu sebesar 8,5 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menjelaskan, perlambatan terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI). Jumlah KMK yang dialirkan bank hanya sebesar Rp2.131,3 triliun atau tumbuh 7,3 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan Oktober 2017 sebesar 8,1 persen.

Sementara itu, penyaluran KI tercatat sebesar Rp1.150,4 triliun atau tumbuh 4,6 persen (yoy) per November 2017. Padahal, pada Oktober 2017, kredit tersebut tumbuh di angka 5,5 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlambatan pertumbuhan KMK dan KI didorong oleh melambatnya kredit yag disalurkan kepada sektor industri pengolahan, sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan," jelas Agusman dalam publikasi BI terkait perkembangan uang beredar, dikutip Sabtu (30/12).

Di sisi lain, Kredit Konsumsi (KK) tumbuh stagnan di angka 10,2 persen (yoy) pada November 2017 menjadi Rp1.353,3 triliun. Kredit ke sektor konstruksi, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) pada periode yang sama tercatat masih bertumbuh. Namun, kredit real estate justru melempem.

Adapun secara keseluruhan, BI mencatat jumlah uang beredar sebesar Rp5.320 triliun, tumbuh 9,3 persen (yoy), melambat dibanding bulan sebelumnya 10,6 persen (yoy).

"Perlambatan tersebut juga sejalan dengan perlambatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan," terang Agusman.

Tercatat, jumlah DPK perbankan sebesar Rp5.048,8 triliun atau hanya tumbuh 9,1 persen (yoy) pada November 2017. Sedangkan pada Oktober 2017, pertumbuhannya ada di angka 10,7 persen (yoy).

Selain itu, pertumbuhan uang beredar juga dipengaruhi oleh aktiva luar negeri yang turut melambat, yaitu dari 18,1 persen (yoy) per Oktober 2017 menjadi 17,2 persen (yoy) pada November 2017.

Sementara indikator lain yang mempengaruhi jumlah uang beredar, yaitu operasi keuangan pemerintah pusat sebenarnya meningkat. Tercatat, pertuambuhannya naik dari 9,8 persen (yoy) menjadi 25,5 persen (yoy).

Suku Bunga Kembali Turun
Kendati pertumbuhan kredit bank melambat, namun tingkat suku bunga simpanan dan kredit industri rupanya kembali mengalami penyesuaian. Ini sejalan dengan pelonggaran suku bunga acuan BI (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) pada Agustus dan September kemarin.

"Rata-rata suku bunga kredit perbankan tercatat sebesar 11,45 persen, turun 10 basis poin dari bulan sebelumnya," terangnya.

Secara rinci, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan masing-masing tercatat sebesar 5,8 persen, 6,17 persen, 6,63 persen, 6,82 persen, dan 6,72 persen. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER