Bappenas: Waspadai Tingkat Kemiskinan Naik di Maret

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Kamis, 04 Jan 2018 16:23 WIB
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengaku, khawatir tingkat kemiskinan naik pada Maret nanti, setelah turun cukup dalam pada September 2017.
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengaku, khawatir tingkat kemiskinan naik pada Maret nanti, setelah turun cukup dalam pada September 2017. (Ilustrasi/CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengantisipasi tingkat kemiskinan pada Maret 2018, setelah turun cukup dalam pada September tahun sebelumnya menjadi 10,12 persen.

"Dengan capaian 10,12 persen, itu kan lebih rendah. Ini momentum bagus untuk mencapai target. Tetapi, kalau tidak hati-hati ya, kita khawatir nanti Maret naik lagi," terang Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, mengutip Antara, Kamis (4/1).

Ia menuturkan, sebelumnya Bappenas memprediksi tingkat kemiskinan hanya akan mencapai 10,4 persen, namun ternyata penurunannya lebih tinggi dari ekspektasi. Sesuai kesepakatan dengan DPR dalam APBN 2018, tingkat kemiskinan ditargetkan mencapai 9,5-10 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia berharap, momentum penurunan tingkat kemiskinan tersebut akan dimanfaatkan untuk mencapai target pada tahun ini melalui perbaikan penyaluran bantuan sosial yang lebih tepat sasaran.

“Jadi, harus dipastikan sejak Januari ini, dan Menteri Keuangan sudah menyampaikan dalam sidang kabinet bahwa anggaran dana desa sudah bisa dikucurkan. Kemudian juga, Menteri Sosial komitmen rastra sudah bisa digelontorkan di awal tahun," kata Bambang.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk miskin yang tercatat pada September 2017 mencapai 26,58 juta orang atau menurun 1,19 juta orang dari Maret 2017 sebesar 27,77 juta orang. 

Apabila dibandingkan dengan September 2016, tingkat kemiskinan turun dari 10,7 persen menjadi 10,12 persen.

Secara keseluruhan, tingkat kemiskinan sejak periode 1999 hingga September 2017 di Indonesia terus mengalami penurunan dari sisi jumlah maupun persentase. Pada 1999 silam, jumlah penduduk miskin sempat tercatat mencapai 47,97 juta orang atau sekitar 23,43 persen dari jumlah penduduk di Indonesia.

Pengecualian terjadi pada 2006, September 2013 dan Maret 2015 yang dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak. (antara/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER