Transaksi Properti Asia Pasifik Diramal Capai US$140 Miliar

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Jumat, 05 Jan 2018 10:30 WIB
Jones Lang Lasalle (JLL) menyatakan prediksi ini disebabkan dorongan momentum di pasar utama dan naiknya ketertarikan di pasar yang berkembang.
Jones Lang Lasalle (JLL) menyatakan prediksi ini disebabkan dorongan momentum di pasar utama dan naiknya ketertarikan di pasar yang berkembang. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jones Lang Lasalle (JLL) memprediksi volume transaksi penjualan properti di Asia Pasifik tumbuh 5 persen sepanjang tahun ini. Tepatnya, akan mencapai US$135 miliar-US$140 miliar.

Head of Research, JLL Asia Pacific, Megan Walters menjelaskan, prediksi ini disebabkan dorongan momentum di pasar utama dan naiknya ketertarikan di pasar yang berkembang.

Bahkan, Walters menilai jika India akan menjadi incaran utama investor properti tahun ini. Geliat transaksi investor properti di India ini sudah terlihat sejak tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pasalnya, terdapat beberapa kerja sama yang menggandeng perusahaan ritel di India, salah satunya anak perusahana asuransi global Aliianz yang bekerja sama dengan Sharpoorji Pallonji Group dengan nilai investasi US$500 juta.

"Perkantoran level pertama dan sektor ritel India diproyeksi akan menghasilkan keuntungan tertinggi pada tahun 2018," terang Walters dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (4/1).

Terlebih lagi, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang positif dalam jangka panjang juga akan menjadi pendorong bagi investor untuk mempertimbangkan langkah strategis masuk ke pasar India.

"Kami telah melihat akhir dari gangguan jangka pendek di India akibat reformasi seperti demonetisasi dan penerapan pajak barang dan jasa," sambungnya.

Sementara itu, sektor real estate yang dinilai akan memberikan prospek cukup baik, diantaranya rumah jompo, perumahan siswa, pusat data, dan gudang pribadi. Walters melihat, permintaan investor untuk beberapa sektor tersebut telah melampaui pasokan.

"Hasil investasi dari fasilitas penyimpanan/gudang pribadi lebih menarik dibandingkan dengan kelas aset tradisional lainnya," jelasnya.

Lebih detil, hasil investasi gudang pribadi di Tokyo dan Singapura berkisar lima sampai 7 persen, Australia sebesar lima sampai 8 persen, serta China dan India sekitar 8 persen.

Di sisi lain, penggabungan antara properti dan teknologi memiliki perkembangan yang cukup positif hingga saat ini.


Tercatat, perusahaan yang menggabungan properti dengan teknologi di Asia Pasific telah mendapatkan keuntungan sebesar US$4,8 miliar dari total yang diraih oleh perusahaan yang menggabungan properti dengan teknologi di global sebesar US$7,8 miliar.

Sementara, JLL meyakini jika perusahaan akan mendesain kantornya dengan unik untuk menjaring karyawan baru yang berbakat. JLL meramalkan perusahaan yang menggunakan co-working space terus berkembang tahun ini.

Alasannya, co-working space menawarkan ruang kerja yang berkolaborasi dengan kelompok lain dan teknologi tinggi. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER