Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku telah menganggarkan dana penyaluran kredit ultra mikro pada tahun ini sebesar Rp2,5 triliun, naik dibandingkan tahun lalu Rp1,5 triliun.
Kredit tersebut, menurut Sri Mulyani akan disalurkan pada pelaku usaha kecil, seperti penjual ayam, tukang jahit, dan pelaku usaha lainnya dengan maksimal pinjaman Rp10 juta per usaha.
"Harapan kami, penambahan anggaran ini bisa didistribusikan dan menjangkau lebih banyak pelaku usaha kecil agar mereka mampu bertahan dan roda ekonominya tetap berputar untuk menopang kebutuhan keluarganya, apalagi bunga kredit UMi sangat rendah," ujarnya di Malang, Jumat (5/1), seperti dikutip dari
Antara.
Seperti diketahui, bunga kredit UMI berkisar dua hingga empat persen, di bawah bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sri Mulyani pun berharap, pelaku usaha yang memperoleh kredit ultra mikro dapat mengembangkan usahanya sehingga lebih layak untuk mendapat bantuan melalui KUR yang memiliki plafon pinjaman lebih besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Sri Mulyani mengaku, penyaluran kredit UMi masih terkendala oleh minimnya lembaga penyalur. Saat ini, penyaluran kredit UMi dilakukan melalui PT Pegadaian (Persero), PT Bahana Artha Ventura, dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) yang dikoordinasi oleh Pusat Investasi Pemerintah (PIP).
Ketiga BUMN dan anak usaha BUMN tersebut juga menggunakan koperasi sebagai perpanjangan tangan penyaluran kredit tersebut. Kredit ultra mikro ini sendiri baru dimulai sejak Oktober 2017.
Kendati demikian, hingga saat ini, debitur UMi sudah mencapai 307.032. Pemerintah pun menargetkan jumlah debitur kredit mencapai 800 ribu pada tahun ini.
(agi/antara)