Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan ada tujuh proyek hulu minyak dan gas bumi (migas) yang berproduksi (onstream) di tahun ini.
Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Arizon Suardin mengungkapkan, tujuh proyek tersebut dapat menambah produksi siap jual (lifting) tahun ini.
"Estimasi puncak (tambahan) produksi (7 proyek hulu migas) total, untuk gas 140 juta standar kaki kubik per hari [mmscfd], untuk minyak 7.500 barel per hari (bph),” ujar Jaffee di kantornya, akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai catatan, tahun lalu, realisasi lifting minyak bumi tercatat 803,8 ribu bph atau di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017, yaitu 815 ribu bph. Sementara, produksi gas bumi mencapai 6.386 mmcfd atau 99,2 persen dari target, 6.440 mmcfd.
Proyek hulu migas yang bakal berproduksi paling cepat adalah fasilitas produksi Lica oleh Medco E&P Indonesia serta Block A Gas Field Development. Keduanya bakal beroperasi pada Maret 2018 nanti.
Kemudian, pada September 2018, proyek yang bakal berproduksi adalah proyek pengembangan lapangan baru SP oleh Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Sementara, empat proyek sisanya akan berproduksi akhir tahun ini, yakni pembangunan subsea pipeline gas list BW Field Poleng oleh Pertamina EP, proyek CPS Modification oleh PetroChina International Jabung Ltd, proyek Ario- Dama Sriwijaya Tahap 2 oleh Tropi Energi Pandan, serta proyek pengalir gas Temelat ke Gunung Kembang Stasiun oleh Medco E&P Indonesia.
Adapun target lifting minyak bumi tahun ini dipatok sebesar 800 bph dan gas sebesar 1200 barel setara minyak per hari (boepd) atau 6.960,8 mmscfd.
(bir)