Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertanian menyebut, produksi beras pada sepanjang tahun lalu secara nasional mengalami surplus.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Muhammad Syakir mengatakan, produksi beras nasional pada tahun lalu surplus berkat upaya khusus (upsus) yang dilakukan pihaknya.
"Produksi gabah kering giling nasional sekitar enam juta ton, setara dengan beras tiga juta ton, padahal kebutuhannya 2,6 juta ton, sehingga kami surplus," kata Syakir saat menghadiri panen raya di Bantul, Yogyakarta, seperti dikutip Antara, Senin (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, surplus beras nasional 2017 berkat upsus peningkatan produksi padi diantaranya dengan inovasi-inovasi teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas padi dengan penerapan teknologi tanam jajar legowo.
Dengan Upsus tersebut, lanjut dia, luas tanaman padi bertambah menjadi 1,1 juta hektare pada bulan Desember 2017.
"Selain di tingkat nasional, surplus beras juga terjadi di DIY, berkat sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah, didukung oleh TNI maka di DIY tiada hari tanpa panen padi dan tiada hari tanpa tanam," katanya.
Oleh sebab itu, kata Muhammad Syakir, pemerintah pusat melalui Kementan terus mendukung kegiatan-kegiatan swasembada khususnya padi yang berkelanjutan agar produksi beras mengalami surplus.
"Kegiatan-kegiatan swasembada didukung dengan adanya asuransi pertanian, alat mesin pertanian misalnya traktor, mesin alat tanam padi dan panen padi, kemudian embung serta pendampingan-pendampingan," katanya.
Ia juga mengatakan, Kementan melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di tiap daerah melakukan pendampingan dengan penanaman varietas unggul baru seperti Inpari 30 kepada petani penangkar benih padi.
Dalam safari panen padi di Jawa terutama di wilayah DIY ini, Kementan melalui Badan Litbang Pertanian mengawali panen padi di desa Argomulyo Sedayu seluas 25 hektare dan Desa Srihardono Pundong Bantul seluas 10 hektare.
(agi/antara/agi)