
IHSG Cetak Rekor, Premi Unitlink Malah Bertambah
Dinda Audriene Muthmainah, CNN Indonesia | Senin, 08/01/2018 19:42 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengklaim jumlah premi yang masuk dari produk unitlink bertambah meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit akhir 2017 hingga saat ini.
Unitlink merupakan produk asuransi jiwa berbasis investasi. Jadi, premi yang dibayar nasabah unitlink tidak hanya masuk ke keranjang proteksi, tetapi juga ke keranjang investasi.
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim menilai, fenomena itu menunjukkan terjadinya perubahan kecenderungan profil investasi. Nasabah unitlink tak lagi memutuskan untuk berinvestasi jangka pendek atau menengah, tetapi sudah masuk dalam kategori investor jangka panjang. Toh, menurut Hendrisman, hasilnya pun akan lebih tinggi dibandingkan dengan investasi jangka pendek.
"Umumnya mereka sekarang jadi beli lagi, karena portofolionya menunjukan hasil yang bagus," ungkap Hendrisman, Senin (8/1).
Menurut dia, masyarakat kini semakin pintar dan teredukasi. Jika sebelumnya pemegang polis unitlink akan merealisasikan keuntungan dari produk unitlink saat indeks sedang tinggi, kini mereka akan membiarkan dananya di produk tersebut.
"Kalau dulu orang beli unitlink indeks tinggi mereka redemption, kalau indeks naik lagi baru pada beli. Tapi sekarang mereka tidak redemption meski sudah tinggi," jelas Hendrisman.
Seperti diketahui, IHSG pada tahun lalu terus-menerus mencetak rekor tertingginya. Misalnya pada pekan terakhir 2017, pelaku pasar terlihat tidak puas-puasnya untuk melakukan aksi beli.
Tiga hari berturut-turut, dimulai pada 27 Desember 2017 IHSG ditutup di level 6.277. Kemudian keesokan harinya indeks tembus ke level 6.314 dan kian menjulang saat penutupan akhir tahun 2017 di level 6.355.
Hingga pekan pertama tahun 2018 kemarin, IHSG tampak masih bertahan di level sekitar 6.300. IHSG bahkan menembus rekor baru ke level 6.385 pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (8/1).
Melihat hal ini, Hendrisman optimis pendapatan premi dari unitlink pada tahun 2018 bisa tumbuh lebih dari 20 persen. Sayangnya, ia belum memiliki angka spesifik terkait perkembangan premi unitlink secara industri (lav/lav)
Unitlink merupakan produk asuransi jiwa berbasis investasi. Jadi, premi yang dibayar nasabah unitlink tidak hanya masuk ke keranjang proteksi, tetapi juga ke keranjang investasi.
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim menilai, fenomena itu menunjukkan terjadinya perubahan kecenderungan profil investasi. Nasabah unitlink tak lagi memutuskan untuk berinvestasi jangka pendek atau menengah, tetapi sudah masuk dalam kategori investor jangka panjang. Toh, menurut Hendrisman, hasilnya pun akan lebih tinggi dibandingkan dengan investasi jangka pendek.
"Umumnya mereka sekarang jadi beli lagi, karena portofolionya menunjukan hasil yang bagus," ungkap Hendrisman, Senin (8/1).
Menurut dia, masyarakat kini semakin pintar dan teredukasi. Jika sebelumnya pemegang polis unitlink akan merealisasikan keuntungan dari produk unitlink saat indeks sedang tinggi, kini mereka akan membiarkan dananya di produk tersebut.
"Kalau dulu orang beli unitlink indeks tinggi mereka redemption, kalau indeks naik lagi baru pada beli. Tapi sekarang mereka tidak redemption meski sudah tinggi," jelas Hendrisman.
Seperti diketahui, IHSG pada tahun lalu terus-menerus mencetak rekor tertingginya. Misalnya pada pekan terakhir 2017, pelaku pasar terlihat tidak puas-puasnya untuk melakukan aksi beli.
Tiga hari berturut-turut, dimulai pada 27 Desember 2017 IHSG ditutup di level 6.277. Kemudian keesokan harinya indeks tembus ke level 6.314 dan kian menjulang saat penutupan akhir tahun 2017 di level 6.355.
Hingga pekan pertama tahun 2018 kemarin, IHSG tampak masih bertahan di level sekitar 6.300. IHSG bahkan menembus rekor baru ke level 6.385 pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (8/1).
Melihat hal ini, Hendrisman optimis pendapatan premi dari unitlink pada tahun 2018 bisa tumbuh lebih dari 20 persen. Sayangnya, ia belum memiliki angka spesifik terkait perkembangan premi unitlink secara industri (lav/lav)
ARTIKEL TERKAIT

Multifinance 'Gerilya' Cari Dana di Tahun Depan
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Mengukur Tenaga Anak Usaha Usai Holding BUMN Keuangan
Ekonomi 2 tahun yang lalu
Orang Kaya Mulai 'Alergi' Simpan Duit di Deposito
Ekonomi 2 tahun yang lalu
Moody's: Bank Danamon Untung Kalau 'Dicaplok' Bank of Tokyo
Ekonomi 2 tahun yang lalu
Pergantian Pemegang Saham Bank Danamon Tunggu Hasil Negosiasi
Ekonomi 2 tahun yang lalu
Temui S&P, Luhut Sebut Rating Indonesia Bakal Naik Lagi
Ekonomi 2 tahun yang lalu
BACA JUGA

Disaingi Layanan Musik Gratis Amazon, Saham Spotify Turun
Teknologi • 19 November 2019 17:15
Xerox, Perusahaan Fotokopi AS Diisukan Bakal Beli Saham HP
Teknologi • 07 November 2019 09:53
Bukalapak Berambisi Melantai di Bursa Saham Luar Negeri
Teknologi • 09 October 2019 09:32
Prabowo Janji Serahkan Lahan HGU 10 Hari Usai Jadi Presiden
Nasional • 15 March 2019 19:24
TERPOPULER

Jalan Tol Layang Japek II Dibuka untuk Umum Pagi Ini Gratis
Ekonomi • 46 menit yang lalu
Libur Nataru, Pertamina Antisipasi Konsumsi BBM Jawa Tengah
Ekonomi 8 jam yang lalu
Indonesia dan India Sepakat Target Perdagangan Rp700 Triliun
Ekonomi 9 jam yang lalu