Jakarta, CNN Indonesia -- Distribusi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar diklaim menyusut pada momentum Natal dan Tahun Baru 2018 dibandingkan momentum yang sama akhir tahun lalu.
Hal itu disampaikan Anggota Komite BPH Migas Muhammad Ibnu Fajar saat menutup secara resmi Posko Nasional Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk Hari Raya Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 hari ini, Senin (8/1).
Posko Nasional ESDM telah resmi ditutup setelah berjalan selama 22 hari sejak 18 Desember 2017. Sesuai instruksi Menteri ESDM Ignatius Jonan, Kepala BPH Migas ditunjuk sebagai koordinator posko tersebut.
"Berbeda dengan Lebaran, pemantauan lebih difokuskan ke wilayah-wilayah yang masyarakatnya memang melakukan perayaan Natal serta pusat-pusat keramaian dan pusat wisata," ujar Ibnu saat menghadiri konferensi pers di kantornya, Senin (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data per 7 Januari 2018, distribusi BBM premium dan solar pada akhir 2017 menurun masing-masing 27,01 persen dan 7,46 persen dibandingkan dengan momentum akhir 2016. Sedangkan, distribusi BBM pertalite, pertamax, dan pertamax turbo meningkat masing-masing 45,67 persen, 14,5 persen, dan 52,22 persen.
Namun, jika dibandingkan rerata distribusi saat kondisi normal tahun 2017, distribusi BBM selama periode Natal dan Tahun mengalami peningkatan.
BBM jenis premium misalnya, naik 12,5 persen dibandingkan kondisi normal, pertamax naik 20,34 persen, dan pertamax turbo naik 0,76 persen. Selain itu, distribusi avtur juga meningkat 0,83 persen.
Di sisi lain, pendistribusian untuk jenis BBM gasoil malah turun, seperti solar turun 25,27 persen, pertamina dex turun 12,73 persen, dexlite turun 34,42 persen. Penurunan distribusi juga terjadi pada pertalite yang turun 0,09 persen dan minyak tanah turun 29,15 persen.
Dia menyebutkan, puncak realisasi BBM jenis bensin (premium, pertalite dan pertamax) terjadi pada H-1 Natal dan pada H-1 Tahun Baru, dengan realisasi total premium mencapai 647.343 kilo liter (kl), pertalite 979.673 kl, pertamax 433.986 kl, dan solar 1.044.237 kl.
Beberapa kejadian khusus sempat menghambat distribusi, misalnya kemacetan di beberapa titik seperti Puncak dan jalan tol Jagorawi, dan kebakaran truk tangki BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jagarkarsa.
Tak hanya itu, terdapat pula kebakaran di SPBU Monang-maning, Denpasar, Bali, dan kekosongan BBM di kota Mamuju Sulawesi Barat karena keterlambatan kapal sandar dan kondisi cuaca.
Kemudian, sambungan pipa rendam di mesin pompa SPBU 54.61260, Sidoarjo mengalami juga sempat mengalami kebocoran. Akibatnya, sebanyak 3,7 ton BBM Jenis Pertalite hilang dan pemilik SPBU mengalami kerugian mencapai Rp 500 juta.
Namun, kendala tersebut bisa diatasi dengan berbagai langkah. Antara lain, penyediaan pelayanan 24 jam di lembaga penyalur di wilayah rawan kemacetan, pembuatan 39 SPBU kantong BBM di penyalur wilayah rawan kemacetan, pengoperasian mobil dispenser di area peristirahatan hingga koordinasi dengan berbagai instansi seperti TNI, Polri, dan dinas perhubungan setempat untuk menjaga keamanan dan kelancara penyaluran BBM.
LPG dan Listrik Sempat LangkaSelain BBM, posko juga mencermati terjadinya kenaikan permintaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) sebesar 236 metric ton (MT) per hari atau naik 1,01 persen di bandingkan kondisi normal.
"Permintaan tertinggi produk LPG terjadi pada 28 Desember 2017 yaitu sebesar 25.226 MT dengan peningkatan sebesar 9 persen dari rata-rata normal 23.160 MT," ujarnya.
Ibnu mengaku sempat terjadi kelangkaan LPG 3 kg di beberapa wilayah Kab. Padang Lawas, Sumatera Barat dan Kab. Ogan Ilir, Sumatera Selatan (27 Desember 2017), Kota Pekanbaru, Riau (29 Desember 2017), Kab. Temanggung (3 Januari 2018). Selain itu, pihaknya juga masih menemukan restoran dan industri rumahan yang menggunakan LPG bersubsidi.
Guna mengatasi kelangkaan tersebut, pihaknya telah menggelar operasi pasar tabung LPG 3KG pada tanggal 18,19,20,21,26, dan 27 Desember 2017 di beberapa wilayah yaitu Provinsi Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah dengan alokasi tabung 28.250 unit dan tabung yang terserap sebanyak 22.486 unit.
Di sektor ketenagalistrikan, posko juga menilai secara umum kondisinya masih terkendali. Namun demikian, masih terdapat daerah yang mengalami kondisi defisit listrik seperti di wilayah Kalimantan Selatan dan Tenggara tanggal 30 Desember 2017. Kondisi disebabkan oleh gangguan terhadap PLTU Pulang Pisau unit 1 dan 2 (2 x 42 MW) dan Excess Power Pembangkit MSW Tanjung unit 2 (20 MW). Akibatnya, sistem Barito mengalami pemadaman bergilir.
"Pada tanggal 31 Desember 2017, secara berangsur-angsur pembangkit tersebut pulih kembali dan Sistem Barito tidak mengalami kondisi defisit," ujarnya.
Di sektor kebencaaan geologi, pihaknya terus melakukan pengawasan secara berkesinambungan terhadap Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan Gunung Agung di Bali selama masa posko Natal dan Tahun Baru dengan Tingkat kegiatan level IV (Awas). Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan pengawasan terhadap 18 gunung berapi aktif di Indonesia.
(lav)