Mendag Pastikan Tak akan Impor Beras Kelas Medium

Setyo Aji Harjanto | CNN Indonesia
Selasa, 09 Jan 2018 08:12 WIB
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan tidak akan membuka impor untuk beras kelas medium.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan tidak akan membuka impor untuk beras kelas medium. (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan tidak akan membuka impor untuk beras kelas medium. Hal tersebut tetap dilakukan meski ada desakan dari pedagang lantaran kurangnya ketersediaan beras jenis itu di pasar.

Ia menyatakan selama ini beras kelas medium jenis IR64 atau setra ramos masih diproduksi di Indonesia. Maka dari itu menurutnya tidak perlu adanya impor untuk beras jenis itu.

"Beras yang jenis IR64 yang diproduksi di sini kami gak akan impor gausah impor," kata Enggar di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta Senin (8/1).

Meskipun saat ini pedagang mengeluhkan kosongnya ketersedian beras medium tersebut, Enggar menyatakan pihaknya akan minta Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk memberikan stok beras yang ada guna mengisi kekosongan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Keluhan pedagang) yang pasti karena kosong. Apapun alasannya kami gerojokin (memberikan pasokan beras) aja," terang Enggar.

Selanjutnya, Enggar mengatakan hanya akan impor jenis beras yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri. Seperti halnya beras basmati yang dibutuhkan oleh industri restoran tertentu namun belum bisa diproduksi di dalam negeri.

"Kalo sekarang ada Basmati bagaimana kami mau produksi wong ditanam gak jadi-jadi kok," terang Enggar.

Adapun Enggar menyatakan, seluruh pedagang beras pasar tradisional wajib menjual beras jenis medium dari Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mulai besok (9/1).

"Sebagian sebenernya sudah mulai, tapi mulai besok, harus sudah mulai rata semuanya, seluruh pasar-pasar tradisional sudah masuk beras Bulog," ujar Enggar.

Beras dengan kualitas medium dari Bulog tersebut, kata Enggar, harus dijual di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Hal tersebut dilakukan untuk meredam kenaikan harga beras, terutama di daerah yang kenaikannya cukup besar. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER