Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap pembangunan jaringan gas (Jargas) bisa menjangkau sebanyak 1,9 juta sambungan rumah tangga (SR) pada 2019 mendatang. Angka ini melonjak hampir enam kali lipat dibanding posisi saat ini yang terdapat 383.065 rumah tangga terhubung Jargas.
Dengan sisa target yang begitu tinggi, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengakui bahwa pembangunan tersebut cukup sulit direalisasikan. Apalagi, investor swasta tak begitu tertarik menggarap Jargas karena investasinya masih belum menguntungkan.
Tak hanya itu, pelaksanaan program Jargas juga masih terbatas, mengingat tak semua daerah punya lapangan gas yang langsung bisa dialirkan ke rumah tangga.
“Sekarang sesuai rencana strategis kami kan 1,9 juta SR di tahun 2019, hanya saja memang tak semudah itu. Sekarang saja, baru ada 300 ribu hingga 400 ribu SR di Indonesia,” jelas Ego ditemui di Kementerian ESDM, Selasa (16/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karenanya, pembangunan Jargas masih perlu dilakukan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebab menurutnya, jika pemerintah tak bergerak lebih dulu, maka Jargas tak kunjung terbangun.
Padahal, pembangunan Jargas dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia akan Liquefied Petroelum Gas (LPG/elpiji). Selain itu, penggunaan Jargas juga dianggap lebih hemat ketimbang elpiji. Di dalam perhitungan Kementerian ESDM sebelumnya, pengeluaran masyarakat bisa lebih hemat 53 persen per bulan ketika menggunakan Jargas ketimbang menggunakan tabung Elpiji.
“Tapi anggarannya kan juga cukup besar. Sebagai gambaran, untuk 4 ribu sambungan saja dibutuhkan Rp50 miliar. Satu sambungan butuh biaya Rp12 juta. More or less seperti itu,” papar dia.
Meski angkanya cukup ambisius, namun target pembangunan jargas di tahun 2019 ini dianggap masih lebih rendah dibanding negara-negara lain. Ia mencontohkan negara-negara Eropa yang bisa membangun jargas sebanyak 3 juta SR.
“Tapi dampaknya, kalau ini direalisasikan, tentu bisa menurunkan ketergantungan Indonesia akan impor Elpiji,” ujar dia.
Sepanjang tahun 2017, pemerintah telah menambah jargas sebanyak 63.551 SR. Sementara itu, pemerintah berencana untuk menambah sambungan jargas ke 78 ribu SR di seluruh Indonesia.
(lav/bir)