Jakarta, CNN Indonesia -- Perum Bulog berencana menambah gudang penyimpanan komoditas pangan, baik gabah, jagung, maupun kedelai. Rencana ini muncul jelang penugasan pemerintah untuk mengimpor beras 500 ribu ton pada akhir bulan nanti.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, terdapat kekurangan gudang penyimpanan selama tahun lalu. Saat ini, Bulog tercatat memiliki 1.550 unit gudang di 550 kompleks gudang dengan kapasitas 3,9 juta ton beras.
“Sampai tahun lalu, tidak seluruh gudang teroptimal dengan baik. Karena, berbagai hal. Beberapa yang dilakukan untuk gudang adalah perbaikan. Kami bersihkan gudang dari luar kepentingan Bulog,” ujarnya, mengutip Antara, Rabu (17/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makanya, ia melanjutkan, setelah menambah 35 unit gudang baru berkapasitas 3.500 ton beras di tahun lalu, Bulog masih akan menambah unit gudangnya di tahun ini.
Sehingga, diharapkan BUMN pangan tersebut menjadi lembaga logistik yang kuat. “Tujuan kami agar dapat meraih status menjadi badan logistik komoditi,” tutur dia.
Selain penambahan unit gudang, Bulog juga akan menambah fasilitas lain, seperti alat pengemasan dan reproses beras, serta beberapa alat pendukung lain untuk kegiatan usaha perusahaan.
Penambahan fasilitas, menurut Djarot, tak terlepas karena alasan beras yang disimpan dalam jangka waktu cukup lama gampang menua dan menurun kualitasnya. Sehingga, perlu diproses ulang.
"Reproses dengan sosoh ulang. Beras akan kami poles kembali agar tampilan lebih bagus. Bukan persoalan bahaya atau tidak bahaya," katanya.
Bulog juga akan merevitalisasi Unit Pengolahan Gabah Beras (UPGB) yang mana saat ini ada beberapa dari antara 131 unit yang dimilikinya tidak beroperasi, misalnya rusak sehingga membutuhkan perbaikan.
“Jadi, selama tahun ini, kami akan menambah
dryer, silo beras, jagung dan kedelai dan tambahan gudang baru. Semua ini agar perbaikan kualitas beras Bulog baik,” imbuhnya.
Adapun, anggaran untuk pengembangan infrastruktur logistik tahun ini diperkirakan mencapai Rp3,2 triliun. Sebesar Rp2 triliun di antaranya akan berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
(antara/bir)