Pertumbuhan Kredit 2017 Lesu Karena Harga Komoditas Loyo

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Jumat, 19 Jan 2018 18:01 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut pertumbuhan kredit hanya di kisaran 8 persen pada tahun 2017 karena dampak dari penurunan beberapa harga komoditas.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut pertumbuhan kredit hanya di kisaran 8 persen pada tahun 2017 karena dampak dari penurunan beberapa harga komoditas. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut pertumbuhan kredit yang hanya di kisaran 8 persen sepanjang tahun 2017 merupakan dampak dari penurunan beberapa harga komoditas. Sehingga, hal ini mempengaruhi pengajuan dan penyaluran kredit bagi perusahaan yang bergantung dari komoditas.
"Kemarin ada debitur yang kena dampak dari turunnya harga komoditas, itu direksi pupuk," ungkap Wimboh, dikutip Jumat (19/1).
Tak menyebut secara detil komoditas mana saja yang paling berdampak lainnya pada tingkat pertumbuhan kredit, Wimboh berpendapat pertumbuhan kredit tahun lalu bisa dikatakan cukup bagus ditengah pelemahan beberapa harga komoditas.
"Jadi pertumbuhan kredit 8,35 persen ini cukup bagus, tapi tidak puas. Jadi harus lebih tinggi lagi ke depannya," tutur Wimboh.
Tercatat, total kredit tahun 2017 sebesar Rp4.782 triliun. Dengan pencapaian itu, Wimboh merasa usaha regulator sepanjang tahun lalu dalam meningkatkan kredit kurang gencar. Maka dari itu, pihaknya bakal lebih mendorong kredit tahun ini, khususnya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Ini jadi program nasional dan rencananya dimonitor bersama-sama sehingga tiap tiga bulan dikumpulkan, kami akan beri data terbaru kepada masyarakat mengenai program ini," ucap Wimboh.
Mengacu pada data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, total penyaluran KUR pada Januari hingga November 2017 sebesar Rp95,6 triliun denga total empat juta debitur. Sementara, jumlah KUR hingga akhir Desember 2017 diperkirakan menyentuh angka Rp100 triliun. Namun begitu, target penyaluran KUR tahun 2017 sebenarnya mencapai Rp106,6 triliun.
Adapun, OJK mencatat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross tahun 2017 sebesar 2,59 persen dan NPL net sebesar 1,11 persen. Sementara, permodalan perbankan hingga akhir Desember 2017 diklaim masih cukup kuat dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar Rp23,36 persen.
Sementara itu, total Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tahun 2017 tumbuh sebesar 9,35 persen menjadi Rp5.289 triliun. Wimboh menambahkan, suku bunga semakin turun sepanjang tahun lalu, di mana suku bunga kredit turun sebesar 77 bps dan deposito turun 65 bps.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER