Jakarta, CNN Indonesia -- PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mengusulkan pengenaan skema tarif fleksibel untuk kereta rel ringan (Light Rail Transit/LRT) Jakarta. Tarif fleksibel ini nantinya bergantung pada jam penggunaan.
Direktur Utama PT Jakpro Satya Heragandhi mencontohkan, penumpang yang ingin menggunakan LRT untuk berangkat kerja pada pagi hari tarifnya, misalnya, akan dikenakan sebesar Rp9 ribu atau Rp10 ribu.
"Jam 10, jam 11, jam 3 mungkin malah. Kami inginnya tiketnya bahkan bisa Rp3 ribu sampai dengan Rp4 ribu," imbuh Satya di proyek Depo LRT Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berujar, ide tarif fleksibel tersebut muncul dengan membandingkan ongkos yang dikeluarkan masyarakat untuk menggunakan fasilitas ojek
online. Dengan tarif fleksibel tersebut, Satya ingin, LRT ini nantinya jadi salah satu pilihan untuk moda transportasi umum masyarakat.
"Saat ini kami melihat acuan
pricing mengacu pada
pricing ojek
online. Jadi ini kami melihatnya perbandingannya semaksimal mungkin dengan menggunakan
pricing ojek
online," imbuhnya.
Hanya saja sampai saat ini, Satya mengaku pihaknya masih belum mendiskusikan skema tarif ini kepada pemangku kepentingan, baik dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
Selain itu, ia berujar sampai saat ini pihaknya masih belum bisa menyebutkan berapa tarif resmi untuk LRT Jakarta ini.
"Kami berharap diberikan kesempatan untuk melakukan
flexible pricing, tetapi bocoran harga tiket belum, karena kami belum sampai pada posisi untuk mendiskusikannya dengan
stakeholder," ujarnya.
Di sisi lain, saat ini pembangunan LRT Jakarta sudah mencapai tahap 56,94 persen dari penyelesaian. Satya optimistis, LRT nantinya sudah dapat digunakan untuk Asian Games 2018 pada Agustus mendatang.
"Uji coba rencananya dilakukan pada sekitar bulan Juni dan bulan Juli. Secara operasional bisa dilakukan," tambahnya.
(gir)