GAPMMI Prediksi Industri Mamin Hanya Naik 8 Persen pada 2017

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Selasa, 30 Jan 2018 20:27 WIB
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia memperkirakan industri makanan dan minuman (mamin) sepanjang 2017 hanya tumbuh delapan persen.
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia memperkirakan industri makanan dan minuman (mamin) sepanjang 2017 hanya tumbuh delapan persen. (Aditya Pradana Putra).
Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) memperkirakan industri makanan dan minuman (mamin) sepanjang 2017 hanya tumbuh delapan persen.

Ketua GAPMMI Adhi Lukman mengatakan, angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan industri mamin 2016 yang mencapai 8,46 persen. Hal ini disebabkan pertumbuhan industri mamin yang rendah saat momen Lebaran 2017.

"Pertumbuhan saat kuartal II 2017 saja hanya tujuh persen lebih, karena Lebaran tidak melonjak. Ternyata di Lebaran tahun lalu tidak sebaik sebelum-sebelumnya," papar Adhi, Selasa (30/1).

Namun begitu, pertumbuhan industri mamin khusus kuartal III 2017 tercatat cukup tinggi, yakni 9,46 persen. Sementara itu, akumulasi pertumbuhan industri mamin sejak Januari 2017 hingga akhir September 2017 masih lebih tinggi dari pertumbuhan industri secara keseluruhan yang hanya 5,49 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto memaparkan, pencapaian pertumbuhan industri mamin sampai kuartal III 2017 sendiri berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp27,9 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar US$1,4 miliar.

"Peran subsektor industri mamin merupakan yang terbesar dibandingkan subsektor lainnya yaitu sebesar 34,95 persen pada kuartal III 2017," ucap Panggah.

Dari sisi nilai ekspor sendiri, produk khusus mamin menyumbang sebesar US$11,5 miliar dari total nilai ekspor Indonesia. Namun, nilai ekspor mamin termasuk minyak kelapa sawit tercatat menyumbang nilai ekspor sebesar US$31,8 miliar.

"Neraca perdagangan jadi positif bila dibandingkan dengan impor produk mamin pada periode yang sama sebesar US$9,88 miliar," terang Panggah.

Lebih lanjut, Panggah menyebutkan industri mamin berkontribusi sekitar 6,21 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional kuartal III 2017.

"(Kontribusi terhadap PDB kuartal III 2017) naik 3,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016," pungkas Panggah. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER