
Jokowi Bakal Permudah Tenaga Kerja Asing Masuk ke Indonesia
Galih Gumelar & Christie Stefanie, CNN Indonesia | Rabu, 31/01/2018 19:03 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menginstruksikan seluruh pembantunya memudahkan jalur investasi, ekspor, hingga jalan masuk tenaga kerja asing kategori ahli ke Indonesia.
Hal itu diketahui dari pernyataan Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai dua rapat terbatas mengenai investasi dan ekspor yang dipimpin Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Presiden, Rabu (31/1).
"Kami menyadari banyak keluhan berkaitan dengan izin tenaga kerja asing yang masih berbelit. Presiden menginstruksikan Menkumham, Menaker, Mendag, Menperin, Menteri KKP, Menteri ESDM untuk disederhanakan," ujar Pramono, Rabu (31/1).
Ia menegaskan, TKA yang masuk ke Indonesia bukan tenaga kerja teknis di lapangan melainkan tenaga kerja ahli berkapasitas setingkat manajer serta direksi, komisaris, dan penasihat.
Menurutnya, jalur masuk tenaga kerja ahli dari luar sulit, termasuk masalah kurang fleksibelnya investasi dan ekspor di Indonesia. Padahal kedua hal itu menjadi faktor utama meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Jokowi menargetkan pembantunya menyelesaikan masalah itu dalam dua pekan. Jika tidak selesai, kata Pram, Jokowi bakal menerbitkan peraturan presiden (Perpres) untuk mengatur hal itu.
"Memang sudah tidak zamannya mempersulit investasi, sudah tidak zamannya lagi mempersulit orang mau masuk bekerja di republik ini," ucapnya.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, jalur masuk TKA ahli dipermudah guna meningkatkan keahlian tenaga kerja Indonesia di lapangan.
"Hanya mengandalkan guru saja tidak cukup juga. Harus kita permudah masuk (TKA ahli) sehingga yang mengajar guru kita juga ada ahlinya," tutur Darmin.
Menurut dia, selama ini investor masih membutuhkan TKA untuk merealisasikan investasinya. Hanya saja, kadang perizinan TKA itu diperlambat sehingga investor menjadi geram.
Adapun sektor yang masih membutuhkan tenaga kerja asing yakni sektor teknologi digital, termasuk perdagangan elektonik (e-commerce), di mana Indonesia masih membutuhkan programmer, guru, dan pembangun infrastruktur untuk mengakomodasi hal itu. "Makanya ini dalam dua pekan harus beres," jelasnya.
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah TKA di Indonesia tahun 2016 mencapai 74.813 orang. Sebagian besar tenaga kerja ini didominasi tenaga asal China sebanyak 21.271 orang, atau sebanyak 28,43 persen dari total TKA. (lav/lav)
Hal itu diketahui dari pernyataan Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai dua rapat terbatas mengenai investasi dan ekspor yang dipimpin Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Presiden, Rabu (31/1).
"Kami menyadari banyak keluhan berkaitan dengan izin tenaga kerja asing yang masih berbelit. Presiden menginstruksikan Menkumham, Menaker, Mendag, Menperin, Menteri KKP, Menteri ESDM untuk disederhanakan," ujar Pramono, Rabu (31/1).
Ia menegaskan, TKA yang masuk ke Indonesia bukan tenaga kerja teknis di lapangan melainkan tenaga kerja ahli berkapasitas setingkat manajer serta direksi, komisaris, dan penasihat.
Menurutnya, jalur masuk tenaga kerja ahli dari luar sulit, termasuk masalah kurang fleksibelnya investasi dan ekspor di Indonesia. Padahal kedua hal itu menjadi faktor utama meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Jokowi menargetkan pembantunya menyelesaikan masalah itu dalam dua pekan. Jika tidak selesai, kata Pram, Jokowi bakal menerbitkan peraturan presiden (Perpres) untuk mengatur hal itu.
"Memang sudah tidak zamannya mempersulit investasi, sudah tidak zamannya lagi mempersulit orang mau masuk bekerja di republik ini," ucapnya.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, jalur masuk TKA ahli dipermudah guna meningkatkan keahlian tenaga kerja Indonesia di lapangan.
"Hanya mengandalkan guru saja tidak cukup juga. Harus kita permudah masuk (TKA ahli) sehingga yang mengajar guru kita juga ada ahlinya," tutur Darmin.
Menurut dia, selama ini investor masih membutuhkan TKA untuk merealisasikan investasinya. Hanya saja, kadang perizinan TKA itu diperlambat sehingga investor menjadi geram.
Adapun sektor yang masih membutuhkan tenaga kerja asing yakni sektor teknologi digital, termasuk perdagangan elektonik (e-commerce), di mana Indonesia masih membutuhkan programmer, guru, dan pembangun infrastruktur untuk mengakomodasi hal itu. "Makanya ini dalam dua pekan harus beres," jelasnya.
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah TKA di Indonesia tahun 2016 mencapai 74.813 orang. Sebagian besar tenaga kerja ini didominasi tenaga asal China sebanyak 21.271 orang, atau sebanyak 28,43 persen dari total TKA. (lav/lav)
ARTIKEL TERKAIT

Ekspor RI Kalah dari Thailand, Jokowi Tegur Mendag Enggar
Ekonomi 1 tahun yang laluJokowi Sebut Lartas Impor Cuma 'Akal-akalan' Spekulan
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Jokowi Ancam Tutup Pusat Promosi Dagang di Luar Negeri
Ekonomi 1 tahun yang lalu
BKPM: Program 10 Bali Baru Bakal Angkat Investasi Luar Jawa
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Investasi Asing Tembus Rp430,5 Triliun di Tahun Lalu
Ekonomi 1 tahun yang lalu
Pertamina Targetkan Investasi US$5,59 Miliar pada 2018
Ekonomi 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

Ketua Projo Ingin Jadi Wamenhan Ketimbang Wamendes
Nasional • 08 December 2019 00:27
Jokowi soal Membangun Papua: Siapa Suruh Makan Infrastruktur?
Nasional • 07 December 2019 17:50
Gema Projo Kawal Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf di Kemayoran
Nasional • 07 December 2019 14:47
Amien Rais Sindir Dukungan Tanpa Syarat Zulhas untuk Jokowi
Nasional • 07 December 2019 14:35
TERPOPULER

Trump Kecam Bank Dunia Karena Beri Pinjaman ke China
Ekonomi • 7 jam yang lalu
OPEC Akan Pangkas Produksi Minyak 1,7 Juta Barel per Hari
Ekonomi 10 jam yang lalu
Jokowi Targetkan Tol JORR II Selesai Akhir 2020
Ekonomi 12 jam yang lalu