Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Inggris mengaku memperoleh kesepakatan kerja sama perdagangan dan jasa keuangan mencapai 9,3 miliar Poundsterling atau setara Rp151 triliun dengan China. Hal ini menjadi hasil dari kunjungannya Perdana Menteri Inggris Theresa May ke Negeri Tirai Bambu.
Mengutip
Reuters, Presiden China Xi Jinping berjanji akan menghidupkan kembali era keemasan atau 'Golden Era' mereka dalam hubungan kerja sama antara kedua negara besar di dunia tersebut.
Pemerintah Inggris menyebutkan, pihaknya telah memperoleh kontrak kerja sama senilai 9,3 miliar Poundsterling dan diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 2.500 pekerjaan di seluruh Inggris.
Perusahaan jasa keuangan Inggris sendiri mendapatkan kesepakatan kerja sama senilai lebih dari 1 miliar Poundsterling sekaligus akses pasar yang akan menciptakan 890 pekerjaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, China juga berinvestasi dengan mendukung Inggris membangun infrastruktur dan menciptakan lapangan kerja, dengan sekitar 50.000 bisnis impor barang dari China dan lebih dari 10.000 penjualan barang Inggris ke China.
"Kami telah menyetujui langkah untuk membawa lebih banyak makanan dan minuman internasional yang terkenal di Inggris ke China, untuk membuka pasar ke beberapa penyedia jasa keuangan kelas dunia milik inggris," kata Theresa May, dikutip Jumat (2/2).
Inggris disebut-sebut mencoba menemukan kembali dirinya sebagai negara perdagangan global setelah referendum 2016 lalu telah meninggalkan Uni Eropa dalam momentum yang dikenal dengan Brexit (British Exit).
Kini, China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, berada dalam daftar negara-negara tujuan kerja sama perdagangan bebas Inggris.
Ketika pidato dalam pertemuan puncak bisnis (business summit) di kota pusat perdagangan China, Shanghai, Theresa May mengatakan pihaknya ingin membantu mewujudkan visi Xi Jinping terkait mendorong globalisasi dan menjadikan ekonomi China yang lebih terbuka.
"Sementara itu, Inggris sedang bersiap untuk meninggalkan Uni Eropa. Kami memanfaatkan kesempatan untuk menjadi negara yang lebih menonjol ke luar negeri, memperdalam hubungan dagang kami dengan negara-negara di seluruh dunia, termasuk China," paparnya.
China melihat Inggris sebagai sekutu penting dalam seruannya untuk menjalankan pasar yang lebih terbuka, meski ada kekhawatiran di kalangan pengusaha asing mengenai sulitnya berbisnis di China. Kedua negara mengarah pada 'Golden Era' dalam hubungan.
Xi Jinping mengatakan bahwa kedua negara harus menambahkan makna baru dalam hubungan bilateral mereka sehingga dapat membentuk versi 'Golden Era' yang disempurnakan.
China juga menghargai antusiasme Inggris dalam Asian Infrastructure Investment Bank yang didukung oleh China dan inisiatif menghidupkan kembali jalan sutra yang baru.
(lav/bir)