Ekspor Lesu, Pemerintah Didesak Perkuat Industri Manufaktur

SAH | CNN Indonesia
Sabtu, 03 Feb 2018 22:45 WIB
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengimbau pemerintah untuk memperkuat industri manufaktur demi menggenjot kinerja ekspor nasional.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengimbau pemerintah untuk memperkuat industri manufaktur demi menggenjot kinerja ekspor nasional. (Ilustrasi/Dok. Xiaomi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengimbau pemerintah untuk memperkuat industri manufaktur demi menggenjot kinerja ekspor nasional.

Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani menilai, Indonesia harus memiliki industri manufaktur yang kuat kalau ingin meningkatkan pertumbuhan nilai ekspor. Jika tidak, maka Indonesia akan semakin tertinggal dengan negara-negara lain dalam urusan ekspor.

Semua kementerian terkait, menurut Rosan, harus terintegrasi untuk meningkatkan ekspor Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Indonesia harus punya industri yang kuat. Industri apa? Industri manufaktur, kalau tidak, yah pasti akan ketinggalan dan makin tersalip dengan negara lainnya," ujarnya setelah menghadiri acara rapat koordinasi Kementerian Perdagangan di Jakarta, Kamis (2/2).

Selama ini, lanjutnya, nilai ekspor Indonesia rendah karena ketergantungan dengan komoditas. Dia mengatakan, ekspor Indonesia saat ini didominasi oleh komoditas.

"Kalau dilihat kenapa sih itu (ekspor) kalah, produk ekspor Indonesia hampir 80 persen komoditas," tuturnya.

Hal itu, kata Rosan, terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu tinggi saat harga komoditas naik. Begitu harga komoditas menyusut, perekonomian Indonesia pun mengalami penurunan.

"Ekspor kita selama ini sangat tergantung komoditas dan itu tidak sehat," ujarnya.

Ia mengatakan, negara-negara lain yang ekspornya lebih tinggi dari Indonesia, persentase ekspor komoditasnya lebih sedikit dari Indonesia. Bahkan, beberapa negara persentase nilai ekspor komoditasnya hanya mencapai 30 sampai 50 persen.

Lebih lanjut, dengan membaiknya perekonomian dunia saat ini, pertumbuhan ekspor dari negara yang tidak bergantung pada komoditas akan lebih cepat.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyesalkan nilai ekspor RI yang kalah dari Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Padahal, lanjut dia, Thailand cuma berpenduduk 68 juta orang. Namun, kemampuan ekspornya mencapai US$231 miliar.

Sementara itu, RI yang berpenduduk 257,9 juta jiwa hanya membukukan nilai ekspor US$145 miliar. Bahkan, RI masih kalah jauh dibandingkan dengan Malaysia yang mencatat nilai ekspor hingga US$184 miliar dan Vietnam yang sebesar US$160 miliar.


"Kalau kita terus begini, Indonesia bisa kalah dengan Kamboja dan Laos. Ini ada yang keliru. Ini harus diubah. Ini tanggung jawab saudara sekalian," terang dia di Istana Negara.

Rosan menilai pernyataan tersebut menjadi pengingat, tidak hanya kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag) tetapi kepada seluruh kementerian terkait.

"Melihat apa yang disampaikan Bapak Presiden, adalah wake up calling buat kita semua, bukan hanya Kemendag, tapi untuk semua kementerian terkait," terangnya (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER