BPS Sebut Masyarakat Masih Akan Tahan Konsumsi di Awal 2018

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 05 Feb 2018 14:19 WIB
BPS memperkirakan, masyarakat akan menahan konsumsi di kuartal pertama tahun ini, mengikuti tren yang terjadi pada sepanjang tahun lalu.
Indonesia pada tahun lalu, menurut catatan BPS, mengalami pelemahan pertumbuhan konsumsi. Pelemahan terutama terjadi pada konsumsi makanan dan minuman, pakaian dan alas kaki, perumahan dan perlengkapan rumah tangga, serta transportasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, masyarakat masih akan menahan konsumsinya pada kuartal pertama tahun ini, mengikuti tren yang terjadi pada sepanjang tahun lalu. Tren ini terlihat dari prediksi Indeks Tendensi Konsumsi (ITK) selama tiga bulan pertama tahun 2018.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ITK pada kuartal I 2018 diperkirakan menyentuh angka 101,35 atau lebih pesimistis dibandingkan ITK kuartal IV 2017 yakni 107. Meski terbilang kurang optimistis, angka ini masih berada di atas basis angka 100.

Jika indeks berada di bawah angka 100, maka konsumen meyakini bahwa konsumsi akan memburuk di periode berikutnya. Namun, jika angka indeks berada di bawah 100, maka konsumsi diperkirakan akan moncer di periode berikutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Perkiraan kami di kuartal I, konsumen masih positif bahwa konsumsi akan membaik. Tetapi, penurunan optimismenya agak tajam karena mereka masih memikirkan beberapa hal,” ungkap Suhariyanto, Senin (5/2).

Ia melanjutkan, konsumen masih optimistis bahwa akan ada perbaikan pendapatan di kuartal I 2018. Namun, masyarakat masih enggan untuk membeli barang-barang tahan lama (durable goods), seperti alat elektronik, kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga, atau barang lain yang bisa digunakan dalam jangka waktu panjang.

Selain itu, masyarakat juga masih menahan diri untuk menghelat hajatan atau pesta-pesta sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. “Bahkan, mereka pun terbilang menahan diri untuk melakukan rekreasi di awal tahun,” paparnya.
Kecenderungan perilaku masyarakat ini masih dipertanyakan oleh BPS. Pasalnya, pendapatan per kapita Indonesia kini sudah naik menjadi Rp51,89 juta dari sebelumnya Rp47,96 juta. Selain itu, inflasi pun terbilang stabil, yakni berada di angka 3,61 persen atau di bawah target tahun lalu yakni 4 persen.

Namun, di tengah perbaikan sentimen tersebut, masyarakat justru makin meningkatkan porsi pendapatannya untuk ditabung.

Sekadar gambaran, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan per akhir 2017 tercatat 8,3 persen menjadi Rp5.141,5 triliun. Adapun, angka pertumbuhan ini masih lebih kecil dibanding konsumsi masyarakat sepanjang tahun 2017 yang hanya naik 4,95 persen secara tahunan (year-on-year).

“Yang perlu ditelusuri adalah kenapa mereka menahan? Apakah ada investasi, atau ada sesuatu lain yang mengganggu mereka,” tambah dia.
Padahal menurut dia, konsumsi masyarakat adalah komponen paling penting dalam membentuk Produk Domestik Druto (PDB). Sepanjang 2017 yang lalu, konsumsi masyarakat mengambil porsi 56,13 persen dari PDB dengan pertumbuhan yang melorot dari 5,01 persen di tahun 2016 ke angka 4,95 persen di tahun lalu.

Untuk kembali meningkatkan konsumsi, maka pemerintah perlu memastikan bahwa inflasi cukup tekendali di tahun ini. Tak hanya itu, pemerintah juga perlu memastikan bahwa kondisi ekonomi dan politik makin stabil di tahun ini, terlebih memasuki masa-masa tahun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

“Konsumsi ini cukup penting. Sekali ada hal-hal yang mempengaruhi konsumsi, maka seluruh struktur PDB bisa ikut terdampak. Kami berharap, konsumsi rumah tangga akan makin bagus, tentunya harus dengan syarat bahwa daya beli terjaga dengan inflasi yang terkendali. Ini tantangan 2018,” paparnya.

Sekadar informasi, Indonesia tercatat mengalami pelemahan pertumbuhan konsumsi di tahun kemarin. Konsumsi makanan dan minuman, pakaian dan alas kaki, perumahan dan perlengkapan rumah tangga, dan transportasi terlihat menurun. Namun di sisi lain, pertumbuhan konsumsi kesehatan dan pendidikan serta restoran dan hotel meningkat dibanding tahun sebelumnya. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER