BPS: Tren konsumsi 'Leisure' Masih akan Bergeliat 2018

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 05 Feb 2018 19:19 WIB
Tren peralihan konsumsi dari barang-barang menjadi kebutuhan mengisi waktu senggang (leisure) dinilai akan semakin berkembang pada 2018.
Tren peralihan konsumsi dari barang-barang menjadi kebutuhan mengisi waktu senggang (leisure) dinilai akan semakin berkembang pada 2018. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Tren peralihan konsumsi dari barang-barang menjadi kebutuhan mengisi waktu senggang (leisure) dinilai akan semakin berkembang pada 2018. Kecenderungan ini makin terasa setelah melihat data pada tahun lalu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi yang berkaitan dengan rekreasi dan budaya melonjak ke level 6,5 persen hingga akhir tahun. Angka ini jauh lebih cepat ketimbang pertumbuhan konsumsi masyarakat di dalam komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) yang hanya 4,95 persen di periode yang sama.

Deputi bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Sri Soelistyowati mengatakan, peningkatan aktivitas leisure ini didorong dari sisi permintaan maupun penawaran.

Dari sisi permintaan, ia menduga bahwa masyarakat makin butuh piknik seiring tekanan pekerjaan yang tinggi. Selain itu, fenomena meningkatnya tabungan masyarakat pun bisa jadi nantinya digunakan untuk melancong di kemudian hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekadar gambaran, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan per akhir 2017 tercatat 8,3 persen menjadi Rp5.141,5 triliun. “Terkadang, masyarakat ini sudah plan liburan jauh-jauh hari. Jadi kami anggap, mungkin aktivitas leisure ini akan menjadi tren di tahun ini,” ujar Sri ditemui di Gedung BPS, Senin (5/2).

Sementara itu, dari sisi penawaran, makin maraknya promosi dan paket wisata yang murah makin membuat masyarakat untuk pergi jalan-jalan. Kedua faktor ini, lanjut Sri, menggeser pola gaya hidup masyarakat sangat bombastis.

Apalagi menurut penelitian BPS, setiap 1 persen penurunan konsumsi barang-barang akan meningkatkan konsumsi kebutuhan leisure lebih dari 1 persen. Hanya saja, ia tidak ingat pasti angka sensitivitas tersebut.

“Sejauh ini, konsumsi untuk barang-barang terbilang selalu stagnan. Tapi kalau melihat aktivitas leisure, angkanya cukup signifikan,” ujar Sri.

Melihat tren yang masih akan berlanjut di tahun ini, ia berharap pemerintah memberikan paket kebijakan yang bisa mempermudah wisatawan dalam negeri untuk melakukan rekreasi. “Bisa apapun itu bentuknya, mumpung dari supply (pasokan) dan demand (permintaan) ada dorongan masing-masing,” jelas Sri.

Menurut data BPS, pertumbuhan konsumsi restoran dan hotel sepanjang tahun 2017 ini tercatat di angka 5,53 persen atau tumbuh dibanding tahun sebelumnya yakni 5,40 persen. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi pakaian dan alas kaki turun dari 3,29 persen ke angka 3,1 persen, dan pertumbuhan konsumsi perlengkapan rumah tangga turun dari 4,6 persen pada tahun lalu ke angka 4,26 persen. (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER