Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menduga perlambatan pertumbuhan konsumsi yang terjadi sepanjang tahun lalu dipengaruhi inflasi yang meningkat.
Berdasarkan catatan BPS, konsumsi masyarakat pada tahun lalu hanya tumbuh 4,95 persen, melambat dibanding tahun sebelumnya sebesar 5,01 persen. Sementara itu, inflasi pada tahun lalu tercatat sebesar 3,61 persen, naik dibanding tahun sebelumnya 3,02 persen.
"Kalau dilihat penyebabnya (konsumsi melambat), inflasi di 2017 barangkali bisa dilihat sebagai faktor yang mempengaruhi," terang Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (6/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menekankan, pada tahun ini, pihaknya akan terus mengendalikan inflasi agar tingkat konsumsi masyarakat tetap terjaga. Di sisi lain, pemerintah juga akan mendorong konsumsi masyarakat, khususnya pada kelompok menengah ke bawah, antara lain melalui Program Keluarga Harapan (PKH).
"Seperti PKH yang (tahun ini) dinaikan sampai 10 juta keluarga. Itu diharapkan bisa menimbulkan daya beli pada level yang tengah," ujarnya.
Sementara itu, menurut Sri Mulyani, konsumsi masyarakat kelompok menengah ke atas, sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara keseluruhan. Untuk itu, menurut dia, kondisi investasi dan ekspor akan sangat mempengaruhi.
"Investasi meningkat lebih tinggi dari tahun lalu. Sekarang sudah di atas enam persen. Ekspor juga sudah cukup stabil, di atas delapan persen. Kedua kegiatan ini diharapkan akan memberikan
confidence yang lebih bagus," tutur dia.
Sri Mulyani menekankan, pemerintah pada tahun ini akan fokus untuk memperbaiki iklim investasi. Dengan demikian, pertumbuhan investasi pada tahun ini diharapkan dapat mencapai di atas tujuh persen.
"Ini akan menimbulkan
confidence pada kelas menengah, dan terutama mereka yang akan meningkatkan daya beli tadi," jelas dia.
(agi)