Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menjamin pengerjaan kereta rel ringan (Light Rail Transit/LRT) Sumatra Selatan akan tepat waktu pada Juni 2018 nanti. Meski demikian, perlu diketahui, saat ini, proses pengerjaan mundur dari target.
"Zona 5, Jakabaring siap. Uji coba itu antara akhir Maret atau awal April, karena kereta baru datang saat itu," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri, dilansir Antara, Senin (12/2).
Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Prasarana LRT Sumatra Selatan Suranto mengatakan, progres pengerjaan LRT seharusnya sudah 88,32 persen. Namun, posisinya saat ini masih 86,32 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini dikarenakan kendala teknis, seperti pembangunan stasiun dan perbaikan jalan raya. "Terdapat deviasi 2,9 persen. Memang, sedikit meleset dari target, minggu ini tidak terpenuhi harapannya," terang dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pembangunan stasiun dan perbaikan jalan raya sebagai dampak dari pembangunan menjadi kendala teknis.
"Ada 13 stasiun dan harus paralel dikerjakan. Stasiun itu tipikalnya sama. Kedua, perbaikan jalan raya itu tanggung jawab kami, sekarang sedang dikerjakan, kami menggunakan standar Bina Marga," katanya.
Adapun 13 stasiun tersebut, antara lain Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Telkom, Stasiun RSUD, Stasiun Polda, Stasiun Demang Lebar Daun, Stasiun Palembang Icon, Stasiun Besar/Kominfo, Stasiun Pasar Cinde, Stasiun Jembatan Ampera, Stasiun Polresta, Stasiun Stadion Jakabaring, dan Stasiun OPI.
Karenanya, ia menyebut akan menggenjot pengerjaan LRT agar sesuai dengan target operasi. "Kami akan dorong kontraktor untuk mengejar pembangunan karena deviasinya cukup besar, agar tidak terjadi lagi. Kami juga khawatir kalau tidak selesai di Juni," imbuhnya.
Terkait investasi, Suranto mengaku, terdapat penambahan investasi dari investasi awal sebesar Rp10,9 triliun. Tetapi, jumlahnya dipastikan tidak sampai 10 persen.
 Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menjamin pengerjaan kereta rel ringan (Light Rail Transit/LRT) Sumatra Selatan akan tepat waktu pada Juni 2018 nanti. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi). |
Penambahan investasi karena pekerjaan baru yang sebelumnya tidak termasuk dalam kontrak, namun kini masuk dalam kontrak, seperti pembangunan depo.
"Pembangunan apapun pasti ada penambahan biaya, tapi kami berupaya seefisien mungkin," tutur Suranto.
Ia menambahkan, LRT Sumatra Selatan menggunakan teknologi yang lebih canggih dari sistem perkeretaapian perkotaan lainnya, termasuk standar pelayanan minimum (SPM) dengan fasilitas yang lebih lengkap.
"Fasilitas jauh di atas SPM, karena menggunakan standar internasional," pungkasnya.
(antara/bir)